RUMAH CINTA

Minggu, 25 Oktober 2009

2. BERLIBUR

Liburan merupakan moment pavorit setiap orang. Yap.. apalagi di rumah cinta ini. Untuk urusan heaking. Peacking. Eating. Pelecing. Ampe kencing en semua yang berbau ing-ing Aak ngiler jagonya.
Gimana gak. Setiap masa libur sekolah tiba. Ada saja tempat-tempat baru yang akan dikunjungi. Dan itu semua pasti rekomendasi dari Aak. So pasti acara berlibur menjadi lebih pariatif en gak ngebosenin. Jadi. Suasana berlibur jadi lebih seru dan berkesan.
Tapi, musim libur kali ini. Penghuni rumah cinta adem ayem saja. Dari mulut Ummi dan Abah belum ada tanda-tanda kalau tahun ini akan berlibur kemana.
Atau, jangan-jangan gak ada dana…???. Atau barangkali, liburan taon ini ditiadakan..?? Aaahh…itu sih mustahil. Atau bisa jadi Ummi ma Abah sengaja merahasiakannya. Yang ini baru kemungkinan yang sedikit memungkinkan. Atau tepatnya ummi ma abah lupa kalau musim liburan telah datang. Yang ini paling parah.
Secara,.. Abah sibuk dengan jadwal majelis pengajiannya yang masih numpuk. Dan Ummi... sibuk dengan apanya ya…???.
Bukan namanya penghuni rumah cinta kalau tetep adem ayem ketika terjadi masalah mendesak seperti ini. Mereka bersiap-siap untuk turun demo menuntut Ummi dan Abah segera merealisasikan program tahunan keluarga cinta ini. Dan si Ahmad yang telah membaiat diri sebagai korlap* segara mencoba untuk melakukan negosiasi.
“ Mi.. masa sih taon ini kita gak kemana-mana..? “
“ Iya Mi.. padahal kita dah belajar mati-matian supaya dapat juara. Tapi mana reaksi balik dari pihak orang tua. “ protes Neni gak sabaran.
“ Maksudnya hadiah..? “ Tanya Ummi sembari memperbaiki jahitan baju adek Ocit yang koyak
“ Iiihh.. Ummi pura-pura lupa, atau pura-pura gak ingat sih. “ Rhe cemberut lima senti.
“ Iya nih. Ummi jangan lari dari kenyataan deh..” Wiya mulai jengkel.
“ Ummi mana tau yang beginian Tanya ja ma Abah. “ Jawab Ummi sedikit kesal karena diteror.
“ Secara,… Abah kita yang baik hati dan tidak sombong pasti akan mengabulkan pemintaan anak-anaknya. “ Wiya beroptimis ria.
“ Yunda Wiya… “ Ahmad mencoba menetralisir keadaan. “ kalau Abah sih oke-oke saja. Sekarang tergantung bendaharanya. Ada sisa kas gak taon ini.? “ Wiya, Rhe, dan Neni, saling tatap bergantian.
“ Gak ada sisa kas taon ini. “ bentak Ummi.
Kelima bersaudara itu saling lempar tanggung jawab satu sama lain. Jelas mereka kecewa dengan hasil negosiasi kali ini.
Tapi mereka tidak patah semangat. Tuntutan tak dikabulkan. Merekapun akan kembali menuntut hak-hak mereka ke pengadialan yang lebih tinggi. Dan berjanji akan membawa massa dua kali lipat dari sebelumnya. Sudah seperti demo besar-besaran saja.
“ Pengumuman-pengumuman…!!! Sebelum kita menuntut hak-hak kita sebagai anak. Diingatkan kepada semua peserta orasi untuk tidak melakukan perbuatan anarkis . hati-hati dengan penyusup. Bertindaklah yang bersih dan sopan. Agar tuntutan kita
dikabulkan… mengertiii.. “ Teriakan Ahmad terdengar lantang. Berlagak bak seorang orator handal yang tengah menggiring massanya demo ke ketua RT..hi..hi..
massanya yang masih berjumlah empat ekor itu ikut teriak bersemangat terhipnotis oleh lolongan sang pemimpin.
“ berlibur… berlibur… berlibur… “
Mereka meneriakkan yel-yel dengan penuh semangat. Hingga menggema ke penjuru kamar. Abah hanya diam saja mendengar keributan di rumah cinta ini. Hal biasa yang dilakukan putra-putrinya sebagai wujud cinta kasih mereka pada saudaranya. Tapi sepertinya pagi ini Abah tidak tau apa yang sebenarnya akan terjadi.
“ Ingat…kita harus bertindak yang bersih dan sopan. “ Ahmad kembali mengingatkan massanya.
“ Iya… setuju… kalau kebersihan itu juga sebagian daripada iman. “ Neni angkat suara lebih bersemangat lagi. Wiya dan Rhe mulai menghitung.
“ Satu, dua, ti… Gak nyambung kaleee… “ teriak mereka berdua tepat di telinganya Neni. Membuat Neni marah.
“ Sudah-sudah gak perlu ribut. Demonstrasi ini dilanjutkan. Siap… “ tegas Ahmad.
Peserta demo itu telah siap melanjutkan aksinya dan mengambil posisi serta tugas masing-masing. Target pertama adalah kamar Abah.
Baru saja Ahmad menyiapkan pasukannya. Terdengar suara Ummi memanggil.
“ Wiya.. buat teh lima gelas. “ perintah Ummi dari dalam kamar.
Rupanya Abah ada tamu pagi itu..
” Aakh.. sial.. “ runtuk semua.

@ RMH CNT @

Keenam bersaudara itu, menggelar tasyakkuran di kamar Aak ngiler. Karena tuntutan mereka dikabulkan. Mereka merayakannya dengan mendengar musik dan bernyanyi bersama.
“ Kita harus segera kabarkan mbak Ida berita gembira ini. “ usul Rhe semangat.
“ Tentu… “ jawab Aak.
“ Sepertinya kemarin saya lihat suaminya sedang sakit gigi.! “ Neni lansung berinfo.
“ Apa ini sebagai pertanda si sulung tidak bisa ikut ?. “ Wiya sok meramal.
“ Gak bisa gitu dong.! Sebagai keluarga besar yang selalu rukun dan kompak. Semua personil harus ikut. “ protes Ahmad
“ Yahhh… “ semua mendesah pasrah.
Melihat semua mendadak lemas, Aak segera mengangkat suara bijak.
“ Kita doakan saja, semoga kakak ipar kita sehat dan besok pagi bisa bergabung bersama kita. “
“ Ahmad … lansung pimpin doa.! “ titah Aak tegas.
Suasana yang ribut plus merih berubah menjadi tenang dan khidmat. Ahmad memulai doanya.. “ Semoga Allah memberikan kesehatan kepada saudara kakak ipar. Kumpulang* para nabi… alfatihah… “ semua tertunduk larut dalam kekhusyukan masing-masing. Sampai-sampai si adek Ocit dan Neni terkantuk-kantuk.

@ RMH CNT @

Aktivitas pagi ini tidak seperti biasanya. Sebelum subuh Ummi sudah sibuk dengan urusan dapur untuk mempersiapkan semua bekal liburan hari ini. Wiya membantu meringankan beban sang bunda dengan mengambil alih tugas memasak.
Seperti biasa setelah usai shalat subuh. Adek Ochit yang masih duduk di bangku eSDe menjalankan kewajibannya, yakni mengaji. Sementara personil rumah cinta yang lain berkumpul di kamar Aak ngiler. Sepertinya mereka sedang berembuk, menentukan tujuan dan lokasi berlibur kali ini.
“ Omong- omong… sebenarnya rute kita kemana hari ini?. “ Tanya Rhe penasaran.
Wiya ma Aak ngiler saling melempar tanggung jawab. Maklumlah, Cuma mereka berdua yang selalu diterima usulnya oleh pasukan lain.
“ Iya nih.. sudah heboh-heboh begini, tapi gak tau mau kemana. Yah.. cape deh.. “ suara Neni tiba-tiba melengking. Memekakkan telinga.
“ tenang-tenang… “ Wiya menahan nafas dan masih menutup telinga, sekedar jaga-jaga kalau lengkingan Neni pecah kembali. “ Sebaiknya kita musyawarahkan saja “
“ Betul … “ Sambung Ahmad yang sejak tadi berfikir serius.
“ Kalau begitu, Mad.. lansung pimpin rapat sekarang. Tanpa konfrensi pers.. “ sesepuh mengeluarkan mandatnya. Dengan cekatan Ahmad mulai memimpin sidang paripurna di rumah cinta. Meski ia masih duduk di bangku kelas dua SMP. Dan sidang kali ini mengusung tema, MELANCONG,.. YUK..!!!
Prosesi rapat berjalan begitu alot. Meski baru berjalan satu menit yang lalu belum juga ada keputusan final. Intrupsi, solusi, kontribusi, konsumsi, ataupun epilepsi belum juga terdengar. Ketika rapat telah berjalan sepuluh menit. Para peserta saling memperdebatkan lokasi yang akan dituju. Namun belum juga menemukan titik terang. Wiya atau pun Aa’ ngiler yang selalu diandalkan dalam memberikan kontribusi baru, malah mematung dan diam lima ribu bahasa.
“ Baik,.. kami akan menampung usulan dari masing-masing fraksi…” pimpinan rapat menegaskan. “ Dan dimulai dari cewek-cewek lewek . “ pimpinan rapat menyilakan jubir dari fraksi CCL itu beraksi.
Cewek yang super lewek unjuk aksi. “ Gimana kalau kita ke,…“ Neni menggantungkan kalimatnya, sambil melirik kanan kiri berharap usulnya disetujui publik. Semua harap-harap cemas.
“ ##&&&!!!@@ “
“ Emmm… “ Neni menggaruk-garuk kakinya yang mulai menggatal.
Semua peserta sidang masih menunggu dengan sabar.
“ Ahhh… ke ini aja.. “ masih menggaruk. Malah semakin nikmat.
“ Aku tau…” sambut Wiya asbak ( asal tebak )
Aa’, Ahmad dan Wiya saling lirik. Dengan serempak mereka menjawab.
“ kita pergi ke….SPECIALIS KULIIIIT… “
“ Kok tau sih…” Neni malu-malu meong.
“ Yang serius dong.!!! “ Rhe ngambek. Kecapean mikir.
“ Dinda Neni, ini kesempatan terkhirmu untuk mengajukan pendapat..”
Semua serius
Sembari mengangkat kedua tangan dan bahunya tinggi-tinggi, meski burketnya menebar pesona. Dengan santai gadis bersuara lengking itu menjawab.
“ Me-Ne-Ke-Te-He …”
“ Sebaiknya kita libatkan si bungsu dalam mengambil kebijakan ini. “ Aa’ ngiler mencoba memberikan alternatif lain.
“ Setuju.. kita tidak pernah tau mungkin di otak kecilnya itu tersimpan ide-ide brilian.. “ Ahmad semangat, begitu juga dengan yang lain. Neni pun segera memanggil ade Ocit yang baru selesai mengaji.
Si ade yang baru berusia tujuh tahun itu segera memasuki arena rapat dan bergaya sok, seperti orang penting saja, karena Neni datang menjemputnya dan lansung mengambil posisi duduk tepat di atas tumpukan bantal di atas kasur Aa’ yang tidak berdipan, hingga membuat semua kakak-kakaknya marah.
“ Dari pada marah-rarah gak jelas yang menghabiskan energi dan waktu percuma. Sekarang lebih baik kita tanyakan lansung apa pendapat si kecil ini. “ Aa’ menengahi keributan yang di sebabkan oleh kedatangan si ade.
“ Baik, apa usulan ade tentang tujuan melancong kita hari ini. ? “ pemimpin rapat lansung menyilakan ade Ocit yang masih bengong tidak mengerti maksud ucapan kakaknya tadi.
“ Si Ocit mana ngerti bahasa begituan,..” sambut Neni geregetan.
“ Begini… ade mau pesiarnya hari ini kemana, mau ke pantai, atau ke makam, atau ke pemandian air dingin kah..? “ Wiya menjelaskan si ade dengan bahasa yang lebih sederhana. Ade Ocit pun manggut-manggut tanda mengerti.
“ Bagaimana kalau kita ke,… ke… pantai saja..” sembari memegang dagu berlagak mikir, si bongsor sok bijak.
“ Idiih,..itu sih dari tadi,.. kaleee… sekarang tujuannya itu mau ke pantai mana ?..o’ooon… “ Neni esmosi.
“ Oh… itu..!! pantai.. pantai…itu,.. pantai apa sih namanya..itu,..” gaya mikirnya yang rada bolot bikin semua kakaknya geregetan.
“ Pantai apa…? “ semua kompakan nanyak.
“ Nah… gimana kalau kita ke…pantai Asuhan aja…” jawab Ocit polos.
Semua saling pandang.
Setelah satu menit berlalu..
“ Ha..ha…ha…ha…ha..”
Suara tawa dari ruang sidang terdengar menggelegar, ade Ocit pun tidak dapat lolos dari keroyokan kakak-kakaknya yang super duper jail.
Setelah suara tawa yang menggelegar itu berhenti sejenak berganti suara tangisnya Ocit yang super kencang karena seluruh tubuhnya memar di keroyok ke Lima sodaranya yang semuanya memiliki rasa pri ketegaan, hingga membuat ibu dan Abah ikut turun tangan karena beliau menganggap bahwa di ruang rapat telah terjadi penganiayaan terhadap kaum du’afa.
Huwaha,..ha,..ha,..ha,.. ( ketawa lagi deh. )

@ RMH CNT @

Dua jam lagi semua penghuni rumah cinta akan berangkat piknic, semua kompakan menyiapkan barang bawaan yang di perlukan, seolah-olah tak pernah terjadi peristiwa penganiayaan pagi tadi. Terlihat dari girah mereka yang akan berlibur bersama orang-orang yang mereka cintai. Itulah keluarga cinta, keluarga yang selalu di liputi kebahagiaan, keluarga yang penuh dengan cinta kasih setiap penghuninya.
Pagi-pagi sekali mbak Ida datang bersama suami dan anak semata wayangnya yang baru berumur delapan bulan. Sepertinya lengkap sudah pormasi barisan keluarga cinta. Karena semua telah berkumpul dan siap untuk berangkat menikmati hari libur yang akan mempererat ikatan darah dan batin penghuninya. Kekuatan cinta karena Allah yang tulus dan akan abadi selamanya.
Sepanjang perjalanan semua penghuni rumah cinta berdendang, bercerita, dan berceloteh apa saja sambil menikmati perjalanan yang di berkahi dan di ridhai Allah. Kebersamaan yang penuh dengan cinta adalah nikmat yang tak kan pernah bisa tergantikan dengan yang lain.

Pesan moral :
Lombok tidak hanya kaya dengan panorama alam seperti Rinjani, akan tetapi lombok kini terkenal dengan pantai-pantai yang berada di tengah kota, Hebat kan,..?! seperti pantai Jompo, pantai Asuhan bahkan pantai Rehabilitasi. Semuanya bagus-bagus sebagai tempat rekreasi…percaya deh..!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar