RUMAH CINTA

Minggu, 25 Oktober 2009

11. Rasa Keju

Ketika semua telah membaik, baik itu rasa sakit hati, rasa tak dihargai maupun rasa terhinakan saudara sendiri telah benar-benar kembali normal, keadaan penghuni Rumah Cintapun kini kembali seperti biasa. Tidak sulit membuat hati Wiya untuk kembali seperti semula, cukup dengan salah satu dari mereka yang telah menyakiti hatinya, berani untuk mengakui kesalahannya alias minta maaf lalu sungkeman.he..he.. nggak ding
Semua akan impas…
Namun tekad untuk cuti membuat nasi goreng benar-benar dipegang oleh Wiya, tak peduli apapun yang menghadang, meski si Aa’ sampai ileran sekalipun, meski ade-adenya akan mengis darah sekalipun.
Wiya tidak peduli..
Cuaca siang, hari libur ini tidak benar-benar terik, mungkin karena mendung yang menutupinya sepanjang hari. Kebetulan kakak sulung beserta suami dan anak-anaknya datang berkunjung, dan semakin menambah keramaian dan kemeriahan Rumah Cinta.
Mendengar celoteh riang dari mulut kecil keponakannya itu, hati Wiya semakin terobati. Ia kini benar-benar telah melupakan peristiwa memilukan pagi tadi.
Ketika semua penghuni Rumah Cinta tengah asik berkumpul di teras depan, bocah-bocah kecil itu malah lebih memilih untuk menonton televisi dengan menyetel kaset VCD Harun Yahya bersama kawan sesama bocahnya dari pada akan menjadi mainan empuk paman dan bibinya yang super dupel jail.
Setelah sekian jam mereka ditinggal untuk menonton TV, tiba-tiba si kecil berlari dengan tergopoh-gopoh.
“ Cantiiik,.. “ ( eit,.. yang ini Panggilan sayang dari sikecil yang memiliki makna antonim)
Teriak si kecil pada bibi,..ehem,.. cantiknya.
“ Iya sayang,..” Wiya senyum sembari menahan pipis.
“ Keju itu apaan sih,..”
“ Emm..mm.. apa ya … keju itu,.. sejenis makanan yang banyak mengandung vitamin yang bisa membantu perkembanngan tulang pada tubuh manusia, dimana vitamin di dalam keju itu sangat berguna untuk proses metabolisme kita, terutama pada anak-anak yang usianya kira-kira di bawah lima puluh tahun ke atas. Artinya, seseorang yang mengidap penyakit osteoporosis di masa BALITAnya, itu terjadi akibat ia kekurangan makan keju semasa BATITAnya. Nah sedangkan secara bahasa, Keju itu sendiri memiliki beberapa macam makna, terlebih lagi dalam bahasa Bali, Keju itu artinya hasrat ingin Buang Air Besar…kemudian,..”
“ Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…………………….” Teriak si kecil menangis sekencang-kencangnya, membuat Wiya panik dan berusaha untuk melindungi kedua telinganya dari ancaman dan bahaya polusi suara yang di keluarkan si kecil.
“ Lho,.. sayang,..kenapa.? cup…cup…cup…”
Wiya berusaha untuk membuat keponakannya itu diam. Namun sia-sia.
Si kecil masih belum bisa diam. Sampai pada akhirnya mbak Idha, kakak bungsu Wiya yang sekaligus ibu kandung si kecil datang ketika mendengar suara tangis jagoannya menggema dan membahana ke penjuru nusantara.
“ Kenapa sayang?” tanya ibunya lembut.
Karena ibunya yang tanya si kecil langsung saja bercerita tanpa dosa.
“ Kakak tadi tanya ma bibi Cantik, kalau keju itu apa?” dengan mata yang masih sembab.
“ Terus,.. kenapa nangis..?” sambut bundanya menyimak dengan seksama.
“ Cantik bukannya jawab, malah ngomel-ngomel,..huk..huk..huk…”
Nangis lagi.
“ Udah sayang, Cantiknya mungkin lagi kurang sehat makanya marah.” Ibunya memberi pengertian sebijak mungkin pada anaknya yang masih berusia tiga tahun itu.
“ Iiih,.. enak aja lapor dan main tuduh seperti itu.” Protes Wiya pada ponakannya.
“ Kan tadi Cantik sudah jelaskan kalau keju itu…adalah sejenis makanan yang banyak mengandung vitamin yang bisa membantu perkembanngan tulang pada tubuh manusia, dimana vitamin di dalam keju itu sangat berguna untuk proses metabolisme kita, terutama pada anak-anak yang usianya kira-kira di bawah lima puluh tahun ke atas. Artinya, seseorang yang mengidap penyakit osteoporosis di masa BALITAnya maksudnya BawahLImapuluh Tahun, itu terjadi akibat ia kekurangan makan keju semasa BATITAnya atau ketika usianya Bawah Tigapuluh Tahun. Nah sedangkan secara bahasa, Keju itu sendiri memiliki makna khusus, terlebih lagi dalam bahasa Bali, Keju itu artinya hasrat ingin Buang Air Besar…kemudian,..” Wiya mengulangi penjelasannya secara berapi-api .
“ Aaah,.. sudah-sudah..kamu menjelaskannya kelewat cerdas, namanya juga anak kecil, jawabnya yang sederhana saja.” Bantah mbaknya jengkel, mendengar ocehan Wiya mengenai keju.
“ sayang.. keju itu adalah makanan enak yang bikin kita kuat dan sehat.” Terang ibunya pelan membuat si kecil manggut-manggut, sepertinya ia mulai memahami apa itu keju.
“ Kalau begitu, kakak mau juga dong makan keju bu.! “ Rengek si kecil yang kebetulan saat itu Ahmed mendengarnya.
“ Sayaaang.. di sini gak ada orang yang jual keju.” Rayu mbak Idha.
“ Ngaaaaaaaaaaaaaaak… pokoknya kakak mau keju, supaya kakak cepat besar kayak Abi, bisa cepat nikah dan punya anak kayak ibu…….”
Tidak terima, si kecil terus saja merengek-rengek dan berteriak minta di belikan keju.
“ Kakak Fawaz mau keju.?” Tanya Ahmed menahan tawa mendengar rengekan ponakannya yang kelewatan..
Si kecil mengangguk mantap.
Digamitnya lengan keponakannya menuju ke kamar tengah.
Ahmed meminta keponakan kecilnya itu untuk duduk menunggu sejenak. Begitu melepas pakaianya, Ahmed bertanya lagi pada si kecil.
“ Kakak sebelum makan keju, mau mencium baunya dulu gak? “ Tanyanya serius.
“ Iya.” Jawab si kecil singkat.
Ahmed kemudian menutup hidung ponakannya dengan tangan sebelah kiri.
Mereka terdiam sesaat.
Beberapa menit berlalu…
“ bagaimana.? Masih mau makan keju?”
“ Kok kejunya seperti bau ketek ibu ya,..?” Jawab si kecil polos.
“ Emang begitu bau keju Kak,..” Ahmed meyakinkan ponakannya
Ahmed lalu mengulangi perbuatannya dengan menempelkan telapak tangan kirinya diketeknya yang sedang lembab, kemudian menawarkan keponakannya kembali.
Si kecil berlari keluar menemui ibunya dan berteriak kegirangan…
“ Ibuuuuu….. kakak juga punya rasa keju..”
Dengan wajah berbinaria.
“ Mana.?” Tanya ibunya.
Dan Si Kecil menirukan cara yang di lakukan pamannya pada dirinya tadi. Kontan membuat ibunya teriak.
“ Iih……..kakak jorok. Masak ketek rasa keju.”
“ Paman Ahmed bilang gitu kok. Ibu juga punya kan? ” tanya si kecil sambil mencium tangan kirinya yang telah berulang kali ia tempelkan pada keteknya.
“ Gak usah sayang. Itu jorok” perintah ibunya sambil menarik tangan putranya yang tak henti-hentinya mencium bau keteknya.
“ Berarti kejunya ibu lebih enak dari pada kejunya Kakak, soalnya paman bilang kalau makin asem, berarti kejunya makin enak bunda…” Cerita si kecil semangat sambil mencium kembali tangan bekas keteknya.
Mbak Idha. “ @#%$$%^&^* ” dan menatap Ahmed dengan jengkel.
Ahmed hanya bisa cengengesan dan mengangkat tangan.



Pesan Moral :
Tak perlu merogoh gocek lebih dalam kalau sekedar ingin mendapatkan aroma keju pada masakan atau makanan anda, karena sesungguhnya dalam diri anda telah Allah mengaruniakan aroma keju yang sesungguhnya.
Ketek aroma keju,…mmm…..mmm…….nyumiiiiii…=P
khwueiik….

10. Nasi goreng Peyak (benyek)

Mengamati kondisi rumah yang sepi, karena bunda dan babah masih belum balik dari jalan-jalan paginya, Aa’ dan Ahmed yang masih tertidur pulas, sementara Rhe yang masih di kamar mandi dan Neny yang sibuk mencuci, plus ade Ocit yang masih ngambek. Sempurna sudah rasa kesepian yang ku alami.
Selesai beres-beres dan bersih-bersih rumah dengan inisiatif cerdas, aku bermaksud untuk membahagiakan hati orang-orang yang kucintai dengan membuat suprice masakan special ala cooky Wiya.
“ Pulang jalan-jalan, ibu sama babah pasti lapar, begitu juga dengan Aa’, ade Ahmed, Rhe, Neny, ade Ocit juga pasti gak ngambek lagi. “aku mesem-mesem sendiri membayangkan mereka yang tengah lahap menikmati masakan buatanku.
“ Yup..!!! Masak dimulai “ aku menyemangati diri sendiri dan berjalan menuju ke dapur luar dengan semangat perjuangan 45.
Semua bumbu dan bahan yang di butuhkan telah kusiapkan, sambil bersenandung kecil akupun mulai megiris cabe, kol, tomat, sawi dan bawang. Meski air mataku berderai keluar menahan perih karena mengiris bawang merah aku tetap melanjutkan misi surprice kali ini. Sementara telur yang kubutuhkan masih berada dalam eraman indungnya, dengan hati-hati dan mengumpulkan segenap keberanian, kulapisi tanganku dengan lilitan kain yang cukup tebal untuk menghindari patukan sang induk yang merasa terganggu, dan akhirnya aku berhasil mengambil dua biji telur ayam dari eraman indungnya.
“ Soryy ya Yam,.. aku telah merampas hak hidup anak-anakmu…” aku mencoba meminta maaf pada induk Ayam yang masih berkokok keras, protes tidak terima karena telah di dzalimi sang tuan rumah.
Malang nian,..=( ketika semua telah siap untuk di goreng. Tiba-tiba tungku yang akan ku kenakan pecah mungkin karena sudah terlalu lama terpakai, untuk mendapaatkan hasil yang maksimal, akupun bela-belain untuk memperbaikinya dengan resiko tangan akan kotor dan cemong. Setelah semuanya ku kira beres, ketika akan mulai menyalakan kayu yang telah ku susun rapi dalam tunggku, ternyata kayu-kayu itu tak mau menyala. Ya iyalah,.. kayunya kan basah semua.
“ Ufkh…!!!” aku mendesah sambil berkacak pinggang, entah karena lelah ataupun sedang berusaha mencari solusi terbaik untuk segera menyalakan tungku itu.
Kuusap tetesan peluh yang mengalir di dahi cepat, ketika ide itu muncul. Dengan gerak cepat aku melangkah mengambil beberapa serabut kelapa yang biasa di simpan bunda di belakang untuk menyalakan tungku pecah itu. Begitu serabut kelapa itu tersentuh korek api, dengan cepet api itu terus menjalari tiap helai serabut yang kering, hingga perlahan api mulai terlihat meski masih kecil. Sedikit lega dan langsung menaikkan kuali tanggung yang biasa kugunakan untuk menggoreng.
Satu-demi satu semua bumbu telah kumasukkan, dan tiba-tiba di tengah kesibukanku menggoreng nasi.
Api padam…
Aku panik,..
Karena jikalau kutinggalkan kuali dalam kondisi terbuka seperti itu dan masuk mengambil serabut kelapa lagi, takutnya nanti ayam-ayam yang tak bertanggung jawab itu akan mendahuluiku, dan mengobrak-abrik nasi gorengku dengan cekernya.
Melihat peluang serabut yang masih di dalam tunggu bisa menyala, akhirnya aku meniup tungku itu dengan sekuat tenaga, hingga debu-debu abu gosok itu bertebangan mengenai jilbab kaos dan mulutku. Aku pun sampai terbatuk-batuk di buatnya. Asap yang mengepul membuat mataku begitu perih dan berair. Karena sudah tanggung dan hampir mateng, aku berusaha membuat api tetap bertahan untuk menyala sebisa yang aku punya hingga nasi gorengku betul-betul mateng.
Rasa puas itu jelas sekali aku rasakan tatkala melihat nasi goreng itu benar-benar mateng dan siap saji. Dan aku membayangkan kalau aku akan lebih puas lagi ketika melihat betapa lahapnya suapan penghuni Rumah Cinta yang menikmati hidangan istimewaku pagi ini.

@RMH CNT@

“Badan amiss,.. sudah biasa,.. bau asap tak apa-apa…”
Senandungku sembari menyiapkan menu pagi ke atas piring-piring bersih yang telah ku sediakan sebelumnya. Begitu semua telah siap, aku segera memanggil semua penghuni rumah Cinta yang masih sibuk dengan kegiatannya.
“ Rhe,…Nen,.. Ahmed… ayo sarapan..!!! “ teriakku sambil membawa nampan berisi piring-piring yang sudah terisi nasi goreng.
Lalu aku pun beranjak ke kamar si Aa’ mencoba untuk membangunkannya.
“ Aa’…Aa’…mau sarapan gak..? ade buatin nasi goreng tuh,.! “.
begitu mendengar nasi goreng, si Aa’ langsung bangkit dari pembaringannya, tanpa ba-bi-bu Aa’ langsung menyantap nasi goreng itu dengan ganasnya, karena sedang memasak air, aku keluar untuk melihat kondisi api dalam tungku, ternyata sejak tadi hanya ada asap saja yang mengepul dari dalam tungku, karena ingin sekali meminum susu hangat, aku berusaha untuk menyalakan api itu kembali meski mata masih terasa perih bukan main karena asap-asap kotor itu berebut membelai bola mataku.
Tiba-tiba…
Beberapa penghuni rumah cinta yang tadinya tengah makan di dalam, keluar, diantaranya Ahmed dan Aa’ Ngiler, sambil menenteng piring mereka yang masih terisi nasi goring special buatanku itu.
“ Apaaa… ini nasi goreng kok begini rasanya…” Gerutu Ahmed.
Aku yang masih mengusap mata yang perih terkena asap kayu basah itu bertanya.
“ memangnya kenapa dek..?”
Ahmed tak menjawab, ia hanya melepaskan dan meletakkan piring nasinya begitu saja dan berlalu.
“ Yus (Kurus)…mau bunuh kita ya.?! Kasi nasi goreng basi.” Aa’ Ngiler juga melakukan hal yang sama dengan Ahmed.
“ Katanya nasi goreng special,.. mana?! Adanya malah nasi goreng peyak (benyek). Fuikh…weikk,..” Ahmed pura-pura mual.
" NASGORYAK,...nasi goreng peyak,...nasi goreng peyak..geratis,..ayo..ayo siapa yang mau mual.." ahmed melanjutkan aksi penghinaannya.
“ Udah makanan begituan pantesnya buat ayam aja, bukan buat kita.” Sambung Aa’.
Satu-persatu penghuni rumah Cinta meletakkan piring mereka, tanpa ada bekas kalau mereka telah menyentuhnya sama sekali.
Telingaku terasa panas mendengarnya, dadaku terasa sesak dibuatnya, kaki dan tanganku gemetar karenanya. Dan tak terasa sesuatu yang hangat membasahi kedua pipiku.
Aku menangis…
“Mereka tak pernah tahu…” aku mencoba menenangkan perasaan dengan melihat luasnya langit biru, berharap hatiku pun akan seluas itu menerima sumua yang telah kulihat dan kudengar pagi ini.
Mataku masih sembab ketika Aa’ datang dan meledekku.
“ Yeee,.. nangis…”
Karena tak tahan dengan semuanya, dengan semua yang membuat ku kecewa dan terluka, akhirnya akupun meninggalkan tungku yang masih berasap itu berlalu begitu saja.
Di dalam kamar aku menangis sejadi-jadinya dalam bantalnya agar tak terdengar oleh siapapun diluar.
Bukannya aku kecewa karena makanannya tak di sukai, tetapi aku bersedih karena tak satupun dari mereka yang bisa menghargai usahaku untuk membuat mereka bahagia. Paling tidak mereka bisa menghargai jerih payah dan perjuanganku hingga nasi goreng itupun akkhirnya bisa matang.
Di tengah kegalauan hati dan kebencianku, aku berjanji pada diri sendiri untuk tidak pernah membuat nasi goreng lagi.
Sungguh rasa hina dan tak dihargai itu sangat sakit sekali…
Disaat aku tengah berusaha untuk menentramkan hati dan perasaanku, dari luar terdengar Aa’ dan Ahmed berteriak saling sambut dengan kalimat yang membuat hati dan kupingku semakin memanas.
“ Nasi… Goreng peyaaaak,…”
“ Nasi,… Goreng Peyaaak.. harga promosiiii…”
“ Ha…ha…ha…”
“ Semoga Allah mengampuni kalian…” Kutukku pada mereka.

@RMH CNT@

Pesan Moral :
Jikalau ada seseorang yang menghinakan dan mengolok-olok masakan anda, maka menaruhkannya racun tenggorokan sebagai bumbu penyedap merupakan alternatif terbaik untuk anda, agar ia tidak akan pernah bisa lagi menghinakan maskan anda, di sebabkan karena ia telah berubah menjadi bisu. Maka segeralah bertaubat dan mohon ampunan pada_Nya. Agar anda terhindar dari olok-olokan orang yang bisu….

9. SEKOLAH IMPIAN

Musim sekolah baru, baru aja dimulai. Artinya banyak dari para pelajar sedang berlomba-lomba mencari sekolah-sekolah pavorite tempat mereka menuntut ilmu. Sebenarnya dimanapun kita bersekolah sama saja. Toh tetep jadi murid yang setiap pagi harus datang tepat waktu dengan mengenakan seragam yang telah di tentukan, yang setiap senin harus mengikuti upacara bendera, ” Hormat graaaaaaaaaaaaaaaaaaaak.......!!!!!” yang ini sih suara nyelengking the Neny sedang latihan jadi tiang bendera.
Menjadi murid yang harus belajar dan mengerjakan pE-eR dari para ibu bapak guru, dan,.. Bla,..bla,..bla,.. dan masih banyak lagi tugas-tugas berat yang harus dijalani seorang murid.
Makanya tidak salah pernyataan yang mengatakan kalau pelajar itu di golongkan dalam kelompok fisabilillah. Mereka benar-benar seorang pejuang sejati.
Kebetulan dirumah cinta, cuma ada satu makhluk yang akan mengenyam kakunya dunia pendidikan. Siapa lagi kalau bukan the Neny sahabat si suster ngesot.
Setelah menjalani musyawarah keluarga yang begitu panjang dan alot. Akhirnya hakim ketua memutuskan, kalau The Neny disekolahkan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) saja.
Tok…tok…tok…
Begitu suara ketokan palunya hakim ketua, dodol…!!!
Artinya The Neny syah di masukkan ke MAN.
Semua syarat pendaftaran telah dilengkapi, di Bantu Aa’ Ngiler, Neny berangkat menuju sekolah barunya untuk registrasi. Dengan perasaan yang berbunga bangkai, Neny memeluk map yang berisi jenazahnya,..ups,.. ijazahnya. Berbekal do’a dan restu abah dan bunda, The Neny berangkat.
“ Semoga lulus tes masuk ya dek,..!!” suara Rhe serak menahan haru.
Aku membantu Rhe menyeka air mata yang mulai beranak-pinak.
Neny hampir saja tidak jadi berangkat untuk mengikuti tes masuk di sekolah setempat, ia tidak tega melihat kakaknya yang sensi itu menangisi kepergiannya.
“ Sudah,.. MAN kan dekat. Gak lebih dari dua kilo meter, gak usah terlalu di dramatisir kale. Pake acara nangis Bombay,..” aku menarik lengan Rhe yang tidak mau melepaskan kepergian Neny.
Dengan mata yang berdarah-darah, akhirnya Rhe rela melepaskan kepergian Neny untuk mengikuti tes ujian masuk.
“lebay...” Runtuk Aa’ kesal karena lelah menunggu. Dan langsung tancap gas begitu mengetahui Neny sudah di boncengannya . akupun sebenarnya menahan perih pda kelopak mataku, entah mengapa air matakupun meleleh tak tertahankan. Kepulan debu halaman yang tak pernah meneguk air membuatku menangis.
Kelilipan.

@RMH CNT@
Pipi montok Neny merona-rona seperti badut, entah karena gembira ataukah karena kelelahan, pasalnya hari ini adalah pengumuman lolosnya seleksi masuk di sekolah Negri itu. Sudah bisa di tebak dengan cepat.
“ Pasti kamu lulus, ya kan dek,..?” Ahmed menghadang adiknya tepat di depan pintu masuk ruang keluarga.
Neny mengelap keringatnya yang sudah mengering. Dan berlalu masuk tak menghiraukan pertanyaan kakaknya. Ahmed yang merasa di cuekin, jengkel. Ditariknya lengan Neny yang beberapa langkah telah melewatinya.
“ Auwww,..!!!” Teriak Neny kesakitan.
“ Apaan sih…” Teriaknya lagi.
“ Denger gak pertanyaan aku tadi.?” Ahmed makin jengkel.
“ Apa,..” Neny mengerutkan kedua alisnya dan melotot, ikut marah.
“ Lulus seleksi gak,..?” teriak Ahmed tepat di telinga Neny.
Telinga Neny langsung berdenying, ia tak mendengar apa-apa.
Hening.
Neny menangis.
Mendengar tangisan Neny yang tidak bisa pelan, sebagian penghuni Rumah cinta yang sedang asyik dengan aktivitas masing-masing segera berhamburan menuju sumber suara.
Ahmed yang telah membuat adiknya menangis terlihat gugup, kini ia merasa serba salah.
“ kenapa ini.?” Tanya abah yang merasa terganggu dengan ulah mereka.
Neny masih menangis tidak peduli dengan lingkungan sekitar yang terkena polusi suara tangisnya.
“ Ini, baru pulang sekolah tiba-tiba nangis.” Ahmed lempar batu sembunyi langsung.
“ Eh, bukannya hari ini pengumuman lolos tidaknya jadi murid baru di Aliah Negeri Selong bukan,.?” Aku yang keluar sambil membawa sisa cokelat yang kumakan berkomentar.
Rhe langsung memeluk adik perempuannya, meski tak sampai. Maklum tubuh Rhe kan lebih kecil dari pada Neny.
“ Sudah,.. kamu yang sabar ya. Tidak semua keinginan kita akan di kabulkan oleh Allah. Mungkin Allah telah mempersiapkan sekolah yang lebih baik untukmu.” Nasehat Rhe sok bijak sembari mengelus punggung Neny.
Tangis Neny semakin menjadi, air mata dan ingus yang meleleh di usapnya pada pundak Rhe.
“ Kalau kamu tidak lulus di sekolah Negeri, berarti peluang kamu untuk sekolah diluar negeri itu semakin besar dik.” Sambungku membesarkan hati si adik.
“ Iya.” Sambut Rhe.
Neny melepaskan pelukannya. Dan melihat satu-persatu wajah saudaranya.
“ Maksudnya, kamu masih bisa sekolah di sekolah swasta. Sekolah swasta kan sekolah luar Negri.” Aa’ yang sejak tadi hanya diam mendengarkan, kini angkat bicara.
“ Iya.” Sambut Rhe sekali lagi.
“ Iya,..iya,..mulu nih si kecil dari tadi.” aku mendorong pundak Rhe, jengkel.
“ Iya,..ya..” Rhe heran dengan dirinya.
“ Sudah..sudah..” potong Neny.
“ Aku tadi bukan nangis gara-gara itu.” Neny terlihat jengkel.
“ Terus,..” semua kompakan bertanya.
“ Tapi gara-gara itu tuh, si Ahmed yang teriak kenceng di telingaku.” Neny menangis lagi ketika mengingat kejadian tadi. Sepertinya dia trauma.
“ Tapi kamu lulus kan.?” Tanya Aa’.
Dalam tangisnya Neny hanya menjawab dengan anggukan yang kuat.
Ahmed langsung ngibrit, kabur, melarikan diri. Takut di keroyok sodaranya karena telah ngibulin mereka semua. Abah hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah buah hatinya.

@ RMH CNT @

“ Woro…Woro-tita…!!! “ Teriak Ahmed lantang, memecah keheningan pagi hingga membuat semua perhatian penghuni rumah cinta tertuju padanya. Aa’ ngiler yang tengah membersihkan sepeda motornya segera berlari ke sumber suara. Wiya dan Rhe yang asik di kamar terpaksa keluar, karena penasaran dengan apa yang tengah terjadi. Neny yang masih sikat gigi sehabis sarapan ikut berlari menemui sodaranya yang sedang berkumpul, untung saja ia masih ingat untuk membawa giginya. Sementara ade Ocit yang baru saja hendak jongkok di atas toilet terpaksa harus menahan pup-nya demi mendengarkan pengumuman yang akan di sampaikan abangnya.
“ Kepada semua rakyatku di kerajaan Cinta ini, harap mendengarkan pesan dan titah dari Raja…” Ahmed sok gaya.
“ Aaah,.. udah deh. Kelamaan. Ade Ocit keburu pup di tempat ne..! “ semprot Neny yang tidak tahan terus-menerus mencium gas beracun yang di tebarkan ade Ocit secara tidak bertanggung jawab.
“ Iya nih. Apaan sih? “ Rhe mulai penasaran.
“ Alah,.. kebanyakan gaya nih anak.! “ Aa’ marah-marah.
“ Iya nih.. paling dia lagi kumat. Atau kalau nggak pasti salah minum obat “aku juga ikut jengkel. “ Udah deh tinggalin aja. Orang carper begitu diladeni..!” bentakku pada yang lain.
“ Tenang…!!! Tenang…!!! Semua di harapkan tenang, dan tetap pada posisi semula…” Ahmed mulai lagi.
“ Woro tita kali ini hanya untuk menyampaikan bahwa, salah satu dari penghuni rumah cinta di naikkan jabatannya,…” Ahmed menggantungkan kalimatnya, sambil mesem-mesem sendiri melihat perubahan raut wajah penghuni Rumah Cinta yang kebingungan.
“ Apa itu,.. a..yo.. ce..pe..tan..!!!” Suara ade Ocit sembari menahan rasa sesuatu yang ingin keluar sejak tadi, dan diamini yang lain.
“ Kita berikan ucapan Selamaaaaaaaaaaaaat.. pada Aa’ kita,… karena mulai hari ini beliau resmi terangkat sebagai ojek pribadi, yang selalu siap sedia mengantar dan menjemput adik-adiknya sekolah.” Ahmed tersenyum bangga.
“ Sialan..” Aa’ marah-marah.
Ketika yang lain sudah siap untuk mengucapkan selamat, Aa’ berlalu begitu saja membawa amarahnya. Semua terbengong-bengong. Sampai-sampai, Neny tidak menyadari kalau ia memasukkan sikat gigi yang sedari tadi terus dipeganginya ke dalam mulut doernya.
Begitu worotita selesai di bacakan, semua bubar.
“ Mau diantar sekolah tidak? “ bentak aa’ pada Neny yang dilihat masih menenteng sikat gigi. “ Kalau iya, cepet siap-siap. Kalau tidak, Aa’ tinggalin ne.” Ancem Aa’ serius. Membuat Neny langsung ciut.. Ade Ocit yang mendengar segera ikut mempersiapkan diri sebelum kena semprot. Dan beberapa menit kemudian, Neny dan ade Ocit telah keluar dengan dandanan yang Necis ( Nenek Cishir, hi…hi..hi..hi…)

@RMH CNT@
Hingga kini waktupun masih berputar pada sumbunya.
Dan telah lewat beberapa bulan, Aa’ menjalani kesibuka paginya sebagai ojek pribadi. Ia betul-betul pekerja yang ulet dan cacingan. He..he.. maksyudnya tekun dan ulet.
Ketika pagi terselimuti kabut
, Dengan keikhlasan hati dan ketulusan jiwa
Tubuh ringkih nan kuyu itupun tak pernah enggan
Keluar menerjang, membelah dinginnya jalan yang beku meregang
Menyibak tabir dan selimut tebal penghangat mimpi
Menggantinya dengan jaket dekil, lusuh yang nyaris tak berwarna lagi
Demi rutinitas pagi, yang mengantarkan adinda yang ia cintai
Hingga kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang bersatu berdaulat adil dan makmur,…

Eit,..eit… ini mau puisi ataw baca undang-undang sih..???!
What ever-lah, yang jelas, buat Aa’… jasamu tiada tara….(oiy..!!!bacanya sambil Nyanyi .!)
Setelah satu bulan berwara-wiri melewati jalan yang sama, ada sesuatu yang menjanggal dalam benak si kecil Ocit, yang sangat ingin ia tanyakan pada Aa’. Dan akhirnya setelah mengumpul keberanian yang ia rasa cukup untuk itu, ia pun bertanya ketika melintasi tempat itu kembali.
Di bacanya sekali lagi dengan sedikit lantang tulisan yang tercetak tebal dengan huruf kapital yang terpajang tepat di depan tembok luar gedung sekolah itu.
“ SLB NEGERI SELONG “
“ Kak. SLB itu apaan sih? “ dengan suara cadelnya dan wajah yang di pajang sepolos mungkin, ade Ocit bertanya.
Aa’ tak langsung menanggapi. Ia masih sibuk dan berkonsentari dengan motornya.
Merasa tak diperhatikan, ade Ocit mengulangi pertanyaan yang sama.
“ Ooo… itu. SLB itu singkatan dari Sekolah Luar Biasa. “ Jawab Aa’ sekenanya.
“ jadi yang sekolah disitu hanya orang-orang hebat dan yang luar biasa saja yang di terima.” Sambung Aa’ menjawab rasa penasaran adik kecilnya. Ade Ocit hanya manggut-manggut, entah mengerti atau tidak, dengan apa yang diucapkan kakaknya itu.
“ Kalau kamu mau sekolah di sana, kakak bisa usahakan. “ Aa’ memecah keheningan yang terjadi.
“ Emang bisa? “ kejar ade Ocit masih penasaran.
Aa’ mengangguk mantap. Membuat Ocit begitu yakin.
Ia sudah membayangkan betapa bangganya ia nanti, jika bisa masuk di sekolah yang luar biasa. Dan hal itu telah ia pegang kuat dalam hati, kalau kelak ia akan umumkan pada teman-temannya, jikalau lulus Es-De nanti ia akan melanjutkan sekolahnya ke SLB. Ocit senyum-senyum sendiri membayangkan dirinya tengah menuntut ilmu di tempat yanag sering ia lewati setiap ia diantar sekolah. Dan ia pun berjanji pada dirinya sendiri untuk belajar dengan tekun sebelum semua kakak-kakaknya memintanya dan iapun akan meminta pada Abah, agar beliau mau menyekolahkannya di tempat yang luar biasa itu.
Sesampainya di sekolah, ade Ocit dengan semangat 45 menceritakan tentang sekolah luar biasa yang baru pertama kali ini didengarnya. Dan teman-temannya yang nota bene juga sama seperti dia yang pertama kali mendengar nama sekolah tersebut ikut terheran-heran dengan cerita si cadel yang lebay (berlebihan). Melihat reaksi teman-temannya, tak urung si cadel itu menambahi bumbu dalam ceritanya, agar terdengar lebih gurih.

@RMH CNT@
Senangnya hatiku, turun semua cacingku, la..la..la..la..la..
Sepulangnya sekolah, di sepanjang perjalannya ade Ocit berdendang dengan riang, karena ia berencana kalau hari ini ia sendiri yang akan langsung meminta pada pada abah, kemana ia hendak akan melanjutkan studynya selepas Sekolah Dasar nanti. Ia teringat bunyi wejangan abah ketika kakaknya (Neny) dimintai pendapat hendak sekolah dimana.
Bunyinya tidak jauh seperti ini.
“ Nak, sekarang kamu sudah besar dan tentu kamu telah bisa memilih sekolah mana yang kamu rasa cocok dan layak untukmu dan yang benar-benar kamu inginkan.”
Sebagai anak paling bongsor, tentu ia tidak ingin di katakan anak kecil, meskipun kenyataannya dari segi dan sudut manapun ia tetap tergolong anak kecil yang mulai menua. Begitu sampai dirumah, si kecil langsung meraih tangan ummi dan abah untuk salaman. Tak mau berlama-lama, ade Ocit langsung to the poin pada masalah yang tengah di hadapinya. Tanpa menggunakan kata pengantar terlebih dahulu, ade langsung menanyakan kegalauan hatinya.
“ Bah,. Kalau Ocit lulus sekolah nanti, Ocit boleh memilih sendiri sekolah lanjutannya kan.? “ Tanyanya antusias.
Abah tak bereaksi apapun, masih sibuk membaca literatur kitab-kitab gundulnya.
Ade Ocit sedikit kecewa, iapun mendesah.
Ibu yang langsung mengerti dan menyadari, mencoba menenangkan.
“ untuk masalah sekolah lanjutan, itu gampang nak. Yang penting sekarang, kamu rajin-rajin belajar, supaya pintar dan lulus. Ya! “ ibu mengusap kepala putra bungsunya lembut.
Meski kecewa, Ocit hanya bisa nurut saya.
“ Nasib jadi anak kecil..” gerutunya pelan, dan beranjak meninggalkan ibu dan abah yang masih di perpustakaan seraya menghentakkan sebelah kakinya.
Bunda hanya bisa tersenyum, melihatnya.
Suasana di rumah Cinta masih sepi, tak ada keributan. Karena Aa’ ngiler sedang tertidur. Sepertinya ia kecapaian, sementara Neny belum pulang sekolah, aku sibuk dengan karya-karya tulis yang akan kuciptakan di dalam kamar. Kalau Ahmed dan Rhe entah kemana, disembunyikan ama anak jin kali. Iiiih,..serem….!!!.
Tak menemukan seorangpun untuk di ajak diskusi, akhirnya ade Ocit memberanikan diri untuk menggangguku yang tengah asyik bergelut dengan kertas dan polpen.
“ Nulis apa kak..?” Basa-basi yang kelewat basi.
“ makan..” jawabku singkat.
“ Bukannya kakak lagi nulis..?” Ocit bingung, ia mungkin berfikir kalau aku akan memakan kertas-kertas yang berserakan di kamarku itu.
“ Emang, kamu lihat kakak lagi ngapain?. Keluar gi! Jangan ganggu…” Usirku tak berperi ke-Ade-an.
Ocit cemberut, tetapi demi masalah yang tengah membuncah di dadanya, ia tetap bertahan dalam ruang persegi empat itu.
Aku masih acuh, tak peduli. Tetap menulis.
“ Mbak.. nanyak boleh?”
“ Apa!”
“ Yes” Ocit senang.
“ eS-eL-Be itu apaan sih..?”
Sudah bisa kalian tebak, tentu jawabanku tak jauh beda dengan kakakku yang super jail itu.
“ Sekolah Luar Biasa.” Jawabku singkat.
“ Kenapa.? “ aku bertanya dengan mata yang masih fokus pada lembar kertas.
“ Di sana yang sekolah siapa aja? “
“ Ya,.. tentunya orang-orang yang tidak biasa, artinya yang luar dari biasa “ tetep acuh.
“ Maksudnya hanya orang-orang yang pintar ya,..? “ dengan tampang yang dodoooool …..banget.
“ Hmm..hmm…” aku hanya mengangguk.
“ Makasi ya kak…” suara ade Ocit berlalu begitu saja dari telingaku.
Masih belum puas dan yakin dengan jawaban yang ku berikan , ade Ocit bertekad untuk mencari info yang lebih akurat lagi dengan sekolah impiannya.

@RMH CNT@
Hari ahad pagi, menjadi hari pavorit buat mas ojek pribadi. Itu semua karena pelanggan setia pada libur sekolahnya.
“ To day is NGOROK DAY….!!! “ teriakanku mengganggu ketenangan Aa’ di pulau kapuk (kasur).
Aa’ yang setengah kesadarannya telah tertelan jauh ke dasar bumi, tak kan pernah bisa terusik dengan suara apapun.
Sementara ade Ocit yang sejak pagi tadi sudah bersiap-siap untuk menggali info tentang sekolah impiannya mondar-mandir tak karuan. Aku yang melihatnya jadi geregetan. Melihat kakaknya melotot, ade Ocit langsung ngibrit keluar.
Begitu sampai di luar, ia langsung bergabung dengan anak tetangga yang tengah asyik bermain kelereng.
Mendengar suara anak-anak yang tengah bermain di depan rumahnya, sang pemilik rumah yang biasa di panggil Mak Cik oleh para tetangga keluar sekedar ingin memeriksa keadaan.
Sepertinya ade Ocit kalah main, sehingga ia harus terpaksa duduk menunggu gilirannya kembali.
“ Kalah Cit..? “ tanya Mak Cik, menyapa Ocit yang bengong.
Ade Ocit hanya menjawabnya dengan anggukan.
Mengingat kalau Mak Cik itu adalah seorang guru eS-De, Ocit langsung punya ide untuk menanyakan kegalauan hatinya.
“ Mak.. SLB itu apaan sih..?” tanyanya to the poin, membuat si mamak sedikit ragu untuk menjawabnya. Mengingat tugasnya sebagai guru yang harus menjawab rasa ingin tahu seorang murid, akhirnya Mak Cik pun menjawabnya.
Ade Ocit sedikit sedih mendengar jawaban Mak Cik yang masih sama seperti kakak-kakaknya. Ia berfikir bagaimana cara mendapatkan info yang lebih.
“ Yang sekolah disana pasti orang-orang pintar ya Mak?”
“ Ada yang pintar, ada juga yang bodoh. Sama seperti sekolah lain. Memangnya kenapa Cit ?”
“ Aa’ bilang, kalau besok selulus Ocit dari eS-De akan di sekolahkan disitu.”
Mendengar jawaban polos dan dodolnya Ocit, kontan membuat Mak Cik tertawa. Tubuh gembulnya bergoncang keras.
Ade Ocit kebingungan.
Bengong. Menunggu Mak Cik berhenti tertawa.
“ Ocit..Ocit… kamu yakin sekolah di sana ?” sambung si mamak sambil menahan tawa.
Ade Ocit tak menjawab.
“ Cit. yang sekolah disana hanya orang cacat, orang yang tidak bisa mendengar, melihat dan orang-orang yang cacat mental alias idiot.” Terang Mak panjang lebar.
Seketika muka ade Ocit berubah pias, merah ,eh,..nggak ding, berubah gelap karena kulitnya kan item angus. Ia kecewa. Ia langsung berlari meninggalkan mamak yang masih menertawakannya.
Di dalam rumah, ade langsung menemuiku yang baru selesai menyapu. Ade Ocit langsung protes habis-habisan meluapkan rasa malunya.
“ ?!?!!@#$%&*? ” aku bengong tak mengerti maksud perkaktaan ade Ocit yang cadel dan gak jelas. Melitah kebingunganku ade Ocit menjelaskan kalau sebenarnya ia begitu berambisi untuk sekolah disana, kontan saja aku langsung melepaskan tawa tanpa pernah diminta.
Karena malu ade Ocit menangis.
Aku masih geli.


Pesan Moral :
Untuk anda yang merasa menjadi orang yang luar biasa, maka yakinlah kalau Sekolah Luar Biasa menjadi pilihan yang tepat untuk melanjutkan jenjang pendidikan anda. Dan andapun akan menjadi lulusan terbaik dan Luar Biasa di almamater anda. Selamaat…selamaaat… =)

8. KOLOR IJO

Setelah hujan seharian mengguyur bumi pertiwi Lombok Timur, tanaman terlihat semakin subur, tanah-tanah makin menggembur, bumi menjadi makmur, kok sore-sore gini ibu malah buat bubur.
“ Bu,.. ini sepertinya kurang gula. Asin.. ” celoteh ade ocit yang baru mencicipi sesendok bubur kacang ijo yang di buat bunda.
“ Nggak kok. Manis,..Cuma,…..” Ahmed menggantungkan kalimatnya.
Neni yang baru hendak menyuap buburnya ngerem mendadak, Rhe yang baru mulai membaca doa makan diam sejenak takut melanjutkan, Wiya dan Aa’ yang baru mengipas-ngipas mangkoknya supaya cepat dingin menahan kipasannya, abah pun yang baru mulai menyendok buburnya segera mengurungkan hanya ingin mendengar komentar bagaimana rasa bubur special yang dibuat istri tercinta. Bunda harap-harap cemas.
Semua terdiam dan tersihir oleh kalimat yang digantung Ahmed. Semua menunggu kelanjutannya.
“ Cuma,.. kurang,..mm,..mm,.. kurang kecap..!” suaranya mantap.
Wu…wu…wu…emang gak pake kecap dodol..!!!
Semua meneriaki Ahmed untung saja dia tidak dilempari mangkok berisi bubur itu.
“ Sialan…Bodrex…!!!” ucap Aa’ jengkel.
Baru saja mereka akan menyuap buburnya serempak. Wiyapun angkat suara.
“ Yang bener, bubur ini kurang,..” Wiya terlihat sibuk mengamati rasa bubur yang tengah dikunyahnya. Dan yang lain sepertinya percaya, karena semua penghuni Rumah cinta tahu kalau selama ini Wiyalah yang paling rajin Bantu bunda di dapur. Paling tidak ia sudah mengenal perbedaan rasa dengan baik.
“ Kurang apa Wy,..?” Tanya ibu antusias.
Seraya tersenyum, Wiya menjawab. “ Kurang,.. banyak,..he..he…”
“ Bodrex,..uyus…” emosi Aa’ meledak.
Untuk kedua kalinya mereka tertipu oleh kekonyolan saudara mereka sendiri. Kini mereka tak mau mendengar satupun dari penghuni rumah cinta untuk komentar. Bubur kacang ijo yang sejak tadi belum disuap, mulai mendingin. Tanpa dikomando sekalipun semua langsung melahap burjo special buatan bunda yang dimasak dengan penuh cinta yang kelezatannya tak tertandingi oleh koki manapun. Dalam tanda kutip “ Pada saat itu.”
Wajah bunda terlihat sumringah melihat dan menyaksikan orang-orang yang dicintainya melahap hidangannya.
“ Cit..!!!” panggil Aa’
ade Ocit yang tengah nikmat melahap bubur kacang ijonya langsung muncrat.
“ Apa beda kacang ijo sama kolor ijo…?” Aa’ ngajak main tebak-tebakan, sekedar menghangatkan suasana kembali.
Sepertinya ade Ocit termakan pancingan yang dilempar Aa’. Dilepaskanya sendok yang hendak mengangkat kuah burjo itu untuk memikirkan jawaban atas tebakan yang dilontarkan Aa’ tadi. Diam-diam ternyata yang lain juga ikut berfikir. Karena merasa tertantang dengan jawaban yang akan keluar. Semua melepaskan sendoknya, menunda suapannya sejenak. Berbeda dengan Ahmed dan Aa’ yang bertanya, ia terus saja melanjutkan suapannya hingga yang terakhir.
“ Ngalah kan,..?!! yang bener itu. Kalau kacang ijo bisa dibungkus pake kolor ijo. Nah kolor ijo gak bisa dibungkus pake kacang ijo.” jawab Aa’ bangga, melihat yang lain kebingungan.
“ Nah sekarang apa persamaan kolor ijo dan kacang ijo…?” sambung Ahmed gak mau kalah.
“ Sama-sama ijo.” Jawab Wiya lantang dan merasa benar.
Ahmed menggeleng tidak setuju sambil menyuap isi mangkuk berikutnya.
Setelah habis dan merasa telah kenyang. Ahmed menjawab rasa penasaran saudara-saudaranya.
“ Sama-sama bisa dijual. Kolor ijo dijual, bisa beli kacang ijo. Kacang ijo di jual, bisa beli kolor ijo.
Seperti biasa. Pada akhir cerita Ahmed selalu di soraki saudaranya. Dan ia hanya bisa tersenyum puas mendengarnya.
Saking khusyuknya berfikir dan asyik main tebak-tebakan, mereka tak menyadari sama sekali kalau isi mangkok mereka telah lenyap di mangsa oleh dua pemuda kanibal yang tidak bertanggung jawab.
Sekali lagi mereka kompak teriak sekencang-kencangnya, karena Ahmed dan Aa’ telah kabur melarikan diri. Lari dari tanggung jawabnya yang telah menghabiskan mangkuk-mangkuk bubur kacang ijo mereka. Abah dan ibu tidak bisa berkata apa-apa, beliau hanya tersenyum melihat semuanya begitu konyol.
@RMH CNT@
Gendang-gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati
Pantun di atas tepat sekali untuk menggambarkan keadaan saat ini di Rumah cinta. Karena setelah melahap bubur kacang ijo buatan bunda, kini mereka yang bersetatus sebagai anak, tengah berkumpul di depan pesawat televisi, tidak ada acara rebut-rebutan remot lusuh. Karena remot itu telah menghembuskan nafas terakhirnya ketika dua ponakan itu datang. Mereka adalah ponakan-ponakan berdarah dingin karena abis keujanan, yang dengan sadis membantai remot lusuh kesayangan tante Neninya, hingga membuat Neni bersedih dan masih berkabung sampai sekarang. Beruntung ia tidak prustasi dan tidak nekat untuk mengakhiri nyawanya menyusul remot lusuh tersayang.
Ada hal yang positif dapat dilihat dari wafatnya sang remot lusuh, yakni Neni dan ade Ocit yang tak lagi berantem, dan mereka semua kompakan menonton kartun Tom and Jeri. Gelak tawa bahagia menggema di Rumah Cinta. Saking capeknya tertawa, Aa’ ngiler sampe jungkir balik.
Tak ingin menghabiskan waktu hanya dengan tertawa. Aa’ ngiler langsung masuk kamar. Sepertinya ia tengah mengambil sesuatu. Terbukti dari gayanya saat keluar kamar yang memasukkan tangan dalam kantong celananya. Wiya yang melihat penasaran. Sifat selalu ingintahunya kumat. Serta merta dihadangnya Aa’ yang hendak keluar melalui pintu belakang.
“ Ayo…apa itu yang di sembunyikan..? serahkan..!! “ Wiya berlagak seperti penyamun manis.
Wajah Aa’ terlihat marah, karena langkahnya dihalangi.
“ uyus* minggir yo..!!! “ Bola mata Aa’ hampir saja jatuh melototi Wiya yang tak mau minggir sedikitpun.
“ Lihat dulu apa yang di kantong,..!!! “ Wiya tak mau menyerah.
Dengan jengkel Aa’ langsung mengeluarkan benda yang di sembunyikannya di balik kantong celana dan menempelkannya tepat di muka Wiya yang penuh dengan jerawat.
“ Nih,.. sekalian jadi obat jerawatmu..!!! “ Aa’ kesal sambil menggosok-gosokkannya diwajah adeknya itu sampai perih.
Wiya tak bisa bernafas dengan bau amis yang keluar dari benda yang di tempelkan Aa’ di mukanya itu.
“ Aaaaaaaaak…!!! Apaan sih ini, sumpah amis banget…huh..huh..huh…” Wiya berteriak dari balik benda yang berbentuk segi tiga berwarna hijau itu dengan nafas terengah-engah. Beruntung tidak pingsan.
Aa’ tertawa puas, di sambut dengan yang lain kebetulan melihat.
Perlahan Aa’ akhirnya membuka cadar hijau yang ditempelnya diwajah adiknya.
Setelah mengambil nafas normal. Wiya penasaran dengan cadar hijau yang dipakai Aa’ menutup mukanya tadi.
“ Cadar,.. kok amis..? “ Tanya Wiya sedikit mual.
“ Gak pernah di cuci satu minggu,..”
“ Coba lihat,..!!! “ Wiya masih penasaran.
Aa’ mengeluarkan kain segi tiga berwarna hijau itu sedikitdemi sedikit, agar Wiya makin penasaran. Wiya yang tak sabaran langsung menarik kain hijau itu dari kantong Aa’nya.
Begitu dibentagkannya kain itu, Wiya langsung berteriak sekencang-kencangnya.
Marah.
Tiba-tiba perutnya terasa mual, Aa’ langsung ngibrit entah kemana takut jikalau Wiya balas dendam dengan cara yang lebih sadis.
Di luar Wiya muntah-muntah, isi perut sejak seminggu yang lalu habis keluar dan tenaga yang di jatahkan untuk seminggu lagi pun habis terkuras untuk muntah.
Yang lain bukannya iba malah tertawa.
Kolor ijo alias celana dalam hijau, bau bacin yang tidak pernah di cebok satu minggu lebih itu pun segera di amankan agar tidak memakan korban lebih banyak lagi.

Pesan Moral :
Ternyata Celana dalam berwarna hijau ( Kolor Ijo ) yang tidak pernah dicebok seminggu tidak hanya berfungsi sebagai sarang burung, tetapi bisa juga digunakan sebagai pencuci perut. Kolor ijo tidak perlu sering-sering di cebok ( dicuci ) , karena meskipun jamuran gak akan kelihatan.keren kan? =)

7. NYANGKOK

Tak terasa kalau para penghuni Rumah Cinta kini makin bertambah dewasa.
Mbak ida yang dulunya masih perawan, kini telah di renggut keperawanannya alias sudah menikah dan memiliki dua orang anak, putra putri yang lutu-lutu.
Sedangkan Aa’ ngiler yang dulu pacaran, kini putus di tengah jalan, untung aja gak ketabrak truk kontener.
Wiya yang dulu mukanya alus mulus, kini di penuhi taburan choco chip alias jerawat. Yang istiqamah hanya si Rhe yang badannya gak ninggi-ninggi teteeep…aja pendeknya segitu, sensinya juga lengkeeet banget..
Kalau Ahmed sepertinya dia sudah memasuki masa rentannya yakni masa akhil baligh, terbukti dari suaranya yang dulu merdu, semerdu kaleng sobek, kini sedikit lebih basoke. keren kan…?.
Sementara Neni masih menyandang status sebagai Ratu Njelowet tentu dengan suara melengkingnya sebagai ciri khas, tetapi tubuh kecilnya dulu kini semakin bongsor plus makin berisi. Wiya ma Rhe lewat deh…
ade Ocit gak ada perubahannya sama sekali. Suara cadelnya masih lengket. Dodolnya juga awet. Yang berubah dari dia Cuma kulitnya yang makin hari makin gak bisa di bedakan mana Lumpur dan mana kulit. Karena ia lebih suka berjemur di di lapangan bola dan berendem bersama para kecebong.
Tak biasanya Rumah Cinta terlihat sepi seperti hari ini, para penghuni entah kemana, yang jelas barang-barang berharga seperti remot lusuh dan beberapa lembar cucian yang numpuk masih aman. Keadaan rumah juga terkendali.
Abah yang baru pulang mengisi majelis taklimnya sedikit heran mendapati rumah kosongnya,..upsss!!! Rumah Cintanya kosong... abah merasakan ada yang kurang jika pulang ke rumah tidak mendapati istri tercinta dan buah hatinya yang tengah rebut berebut menyambut datangnya. Itulah mengapa abah membiarkan ibu untuk tidak bekerja, agar seluruh waktu dan perhatian ibu tertumpu pada beliau dan buah hati tercinta. Hingga pada saat lemah, letih, lesu, lelah, lalai ( 5L) menyerang, abah akan merasa sehat, seger, buger ketika sampai dirumah.
Mendapati rumah sepi, abah terlihat bersedih. Rasa lelah dan penat seharian mendidik dan mengajar masyarakat agar sadar akan pentingnya belajar ilmu agama ternyata belum terobati, karena tak satupun dari penghuni Rumah Cinta yang menyambut kedatangannya dan berebut mengambil oleh-olehnya. Dengan langkah gontai abah membawa sendiri kantong plastik merah yang berisi makanan tradisional hadiah dari para jama’ahnya ke dalam. Meski tak ada orang di dalam , abah selalu mengucap salam agar rahmat dan kasih sayang Allah tetap tercurah di Rumah Cinta ini.
Untuk memastikan kalau di rumah tak satupun ada orang, abah memanggil satu-persatu dari putra putrinya.
“ Ami ( Aa’)..Wiya,..Anun ( Rhe ),..Ahmad,..Neni,.. ocit,..”
menunggu sebentar.
Tak ada jawaban.
Beberapa saat setelah mengabsen putra-putrinya, dalam suasana hening, tiba-tiba dari dalam terdengar suara basoke yang serak-serak becek menyanyikan lagu dangdut. Hingga menggema di setiap sudut-sudut rumah cinta.
“ Ahmad…!!! “ Panggil abah cepat yang langsung mengenali pemilik suara itu sambil memperbaiki gagang kaca matanya.
“ Tiang,.. “ sahut Ahmed.
“ Mana ibumu dan yang lain. ..? “
“ Tadi siang selepas zuhur, semua ke rumah bibi. Katanya mau Bantu masak, ada acara. Kecuali Aa’,..”
abah manggut-manggut mengerti. Dan dari luar terdengar suara mesin sepeda motor tengah dimatian. Ternyata Aa’ ngiler baru datang dari jalan-jalannya. Ketika membuka pintu ia langsung menemukan sekantong plastik jajanan yang di bawa abah barusan. Dengan semangat sumpah pemuda Aa’ langsung melahapnya tanpa ampun. Ahmed yang baru saja menyelesaikan album rekaman dangdutnya lansung nimbrung bersama Aa’ menghajar jajanan yang ada, tanpa merasa berdosa. Melihat mujahidnya melahap jajanan yang dibawanya, rasa bahagia dan syukur menyelinap dalah hati lelaki paruh baya itu. Sedikitpun ia tidak merasakan letih seharian berceramah dan menaklukkan jalan sepanjang puluhan kilometer.
Tak sengaja Ahmed melirik jenggot Aa’ yang tipis nan jarang.
“Kenapa,..? “ Tanya Aa’ penasaran melihat Ahmed yang dari tadi memandanginya.
“ Aa’,.. berapa tahun baru jenggot Aa’ mulai numbuh…? “ Tanya Ahmed serius.
“ Sudah lama… “ Aa’ membelai jenggot tipisnya bangga.
“ Tapi kok kelihatannya itu-itu saja, gak nambah-nambah. Kurang pupuk kali,..? “
“ Weit,.. jangan berperasangka buruk dulu, dalam kurun waktu setengah tahun ini nambah empat helai kok.. Semua makanan yang aku makan tiap hari ini, kamu kira untuk siapa,..hah,..? “ Aa’ sedikit emosi.
“ Buat kenyang lah..! “ Ahmed ngasal.
“ Buat jenggot ini.. “
“ asal kamu tahu aja. Gini-gini, jenggot idaman para gadis,… “ sambung Aa’ cepat.
“ Biar tipis begini, masih mending kan. Dari pada kamu yang tidak punya sama sekali.. “ ledek Aa’ membuat Ahmed tersungging.
“ Nah… dari itu, mengapa ane bertanya ma ente akhi. Bagaimana supaya jenggot ane bisa numbuh lebat seperti syaikh–syaikh Timur Tengah itu…?!! “ Ahmed langsung antusias.
“ Afwan,.. ente salah alamat. Karena ane specialis jenggot tipis. Tidak menerima pesanan jenggot lebat. Kalau mau minta resep nanyaknya ma yang di sono no..!! “ tunjuk Aa’ pada abah yang tengah asik membaca kitabnya.
Demi untuk mendapatkan jenggot yang lebat. Ahmed rela melakukan berbagai terapi yang dianjurkan asalkan apa yang selama ini di impikan tercapai. Iapun mendatangi abah ke perpustakaannya.
“ Pada usia berapa jenggot itu di sunnahkan, bah,..? “ Ahmed membuka wacana.
“ Paada saat jenggot mulai bisa tumbuh pada orang itu. “ Jawab abah masih memandangi kitabnya.
“ Seumuran kamu biasanya sudah mulai numbuh. “ sambung abah alagi.
@ RMH CNT @

Demi mewujudkan semua impiannya. Setiap orang yang dilihatnya mempunyai jenggot panjang, ia tak pernah segan untuk bertanya. Namun jawaban yang selalu ia dapatkan adalah memintanya untuk bersabar.
Sabar itupun ada batasnya. Telah sekian lama ia menanti untuk memiliki jenggot, Ahmed rela bolak-balik keliling mencari obat yang bisa menumbuhkan jenggot dengan lebat. Namun hasilnya tetap nihil. Kecawa dan prustasi menghampiri. Letih seharian keliling mencari obat penyubur jenggot Ahmed duduk berselonjor di dekat abah yang tengah membaca kitab di perpustakaan dan menceritakan semua keluh-kesahnya selama ini yang menginginkan untuk mempunyai jenggot lebat.
“ Bah. Apa benar jenggot bisa numbuh dengan lebat bila di olesi kotoran sapi yang masih anget..? “ Tanya Ahmed polos.
“ Glek…!!! “ Abah terkejut mendengarnya.
“ Islam tidak pernah mengajarkan menggunakan obat yang terbuat dari barang nakjis. Ingat itu. “ abah menasehati putranya agar tidak terjebak menggunakan obat-obatan terlarang.
“ melihat faktor genetic saya yang secara,..abah berjenggot lebat, seharusnya saat ini jenggot sudah mulai numbuh di dagu saya. Tetapi kenapa tidak bisa. Apa mungkin abah tidak mau mewariskan jenggot itu pada anak cucu,..? abah pelit mau dapat pahala sendirian, ..!! “
“ Kenapa kamu bisa bilang begitu,..? “ Tanya abah.
“ La iya. Buktinya abah Cuma memberi Aa’ beberapa helai saja. Bagaimana dengan saya,..? “
“ Kamu ada-ada saja Ahmad.. “ Abah tersenyum menengar komentar putranya yang konyol itu.
“ Ini serius bah,.. boleh saja babah tidak mau memberi ane sebagian dari jenggot abah karena takut jenggot abah habis, tapi ane mohon pliiiis,… izinkan ane untuk nyangkok jenggot abah. Ya..ya..ya…!!! “ mata Ahmed berkedip-kedip. Bukannya dijawab, justru jitakan langsung mendarat di kepalanya.
Ahmed terlihat kecewa. Iapun langsung masuk ke ruangannya sembari merenungkan keputusannya untuk mencangkok jenggot abah.
“ Nyangkok jenggot apa kumis ya,..?. jenggot,.. kumis,.. jenggot,..kumis. “ Ahmed menimbang-nimbang menggunakan kancing bajunya.
“ Kalau jenggot saja, takut dikira kambing. Kalau kumis saja nanti dikatai kucing. Kalau jenggot ama kumis nati dikira apa ya,..? “ Ahmed bertanya pada diri sendiri.
Wiya yang kebetulan lewat dan mendengar Ahmed langsung menjawab.
“ Kalau jenggot ama kumis nanti dikatai kucing beranak kambing…”
“ ha..ha..ha.. “
gelak tawa Wiya membuat abah terganggu. Dan Wiya pun langsung kena semprot abah.
Ahmed puas.

Pesan moral:
Meneurut para ilmuan Biologi, jenggot juga termasuk salah satu tumbuhan, karena itu merupakan akar gigi. Karena tumbuh dengan lebat seperti tanaman. Ternyata jenggot juga bisa di cangkok…!!!. Bagi anda yang tidak memiliki jenggot sama sekali, boleh mencangkok jenggot lebatnya om Osama bin Laden.=)

6. INFEKSI

Usai makan siang, penghuni rumah cinta pasti berkumpul di depan pesawat televisi tanpa dikomando sekalipun. Berbeda dengan si bongsor ade Ocit. Empang baginya lebih menarik dari pada hanya duduk manis di depan televisi yang ujung-ujungnya nanti pasti berebut remot control dengan Neni yang tak pernah sama sekali mau mengalah pada si kecil. Bahkan dia akan memepertahankan remot itu sampai tetes darah terakhir, apapun akan ia lakukan demi sebuah remot lusuh dan ngadat itu.
Berbekal perut yang sudah terisi sampai kenyang. Ade Ocit melangkah keluar mengikuti irama hati dan kemana langkah kaki membawanya. Tapi bisa di pastikan kalau ia akan bermain ke empang pak Aji yang letaknya di persawahan, lumayan jauh dari Rumah Cinta. Iapun tak lupa membawa serta sorok dekil nan lusuh kesayangannya yang ia beli dengan uang hasil keringatnya sendiri, yakni dengan menjual anak ikan yang ia dapat dari empang pak Aji-Aji yang lainnya.
Pernah suatu waktu ia membanggakan ikan hasil tangkapannya dan ia pamerkan pada kakak-kakaknya.
“ Kak,.. bagaimana kalau kita buat kolam aja di sini. Ikan hasil tangkapan ade kali ini lumayan banyak. Kalau kita lawat baik dan membelinya makan dengan lutin pasti ikannya akan besal dengan cepat..!! “Ocit mempresentasikan ikan tangkapannya dengan semangat 45.
Wiya yang sejak tadi mencuci piring, merasa terganggu dengan kehadiran ade Ocit yang bolak-balik mengambil air untuk ikan-ikannya.
“ Coba liat mana ikannya,..!! kalau banyak mending di goreng. Lumayan kan,..! “ Wiya penasaran juga. Ade Ocit langsung menyerahkan baki yang penuh berisi air dan makhluk-makhluk kecil di dalamnya.
“ Apa itu Wy,..? “ tegur Ahmed yang hendak ke kamar kecil pipis, melihat kakaknya yang sedang memperhatikan baki berisi makhluk-makhluk kecil itu.
“ ikan… !! “ sambut ade Ocit dengan tampang bangga.
“ Ini beneran ikan,..? “ Wiya menguji. Ocit mengangguk mantap.
“ Ini bukan ikaaan,.. dodol,.. ini namanya kecebong…alias anak kodok..!!! “ Wiya menjitak kepala adeknya yang tidak bisa membedakan kecebong dan anak ikan.
Ahmed yang melihat ikut-ikutan menjitak dan melanjutkan tawanya sampai di kamar kecil.
Ocit menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.
“ Terus mau ngapain piara anak kodok disini…? Hah,..!! “ Wiya geregetan melihat adeknya yang masih berdiri memandangi kecebongnya dengan sedih.
“ Udah,.. balikin lagi ke empang sana,..!!!.
Atau kamu bercita-cita jadi pangeran kodok,..?!
Cepet balikin…!!! “ Jantung Wiya terasa mau copot meladeni ketololan adiknya.

@ RMH CNT @
Tiba-tiba si ade pulang meringis dengan tubuh kotor dan kaki penuh lempur terlihat luka sedikit menganga di lutut sebelah kirinya. Iapun berjalan dengan sempoyongan, untukmencari perhatian ibu yang sedang duduk bersama abah di teras depan sembari membaca buku. Tapi ternyata jurus CP-nya tidak berhasil. Wiya yang menyaksikan dari kejauhan tersenyum melihat tingkah adik bungsunya itu. Agar si bungsu tidak kecewa dengan jurus CP yang gak berhasil, Wiya menyapanya.
“ kakinya kenapa dek,..? “ Wiya memeriksa lutut ade Ocit, disana ada bekas darah yang sudah mengering.
“ Auw,..!!! “ Ocit meringis menahan perih ketika Wiya memegangi lututnya.
“ Kenapa tuh,..?! “ Aa’ baru datang dan langsung memarkir motornya.
“ Udah jatuh di empang, katanya mau bisnis Kecebong,.. “ sindir Wiya. Membuat ade Ocit malu.
“ Mandi sana..! bersihin tubuhnya. “ perintah Aa’.
Ade Ocit yang takut melihat mata Aa’ ngiler yang melotot, langsung ngacir ke kamar mandi. Tak peduli dengan rasa perih yang merajai lututnya ketika terkena air.
Selesai mandi dan memakai baju rapi, ade Ocit keluar ke teras depan ikut bergabung dengan orang tua dan sodaranya yang lain.
“ Kenapa jalannya begitu..? “ sapa ibu melihat anak bungsunya berjalan rada pincang.
Wiya yang tahu kronologis ceritanya langsung angkat bicara, menjelaskan.
“ Sudah di obati belum,..? “
“ Belum ..” Jawab ade ocit singkat.
“ Kalau gak segera di obati , takutnya nanti infeksi. Kalau sudah infeksi terus gak bisa diobati lagi, itu berarti kakinya harus di amputasi… “ Aa’ menakut-nakuti yang di amini Ahmed dan Rhe.membuat Ocit jadi ketakutan.
“ Udah ,.. dari pada di amputasi, lebih baik sekarang lututnya dibersiin dulu. Ingat disikat ampe bersih baru di kasi obat merah dan di perban. “ Wiya jengkel melihat Ocit yang o’on abizzz,..
Takut bercampur malu di olok kakak-kakaknya, ocit langsung menuju kamar mandi. Di sana ada Neni yang sedang mencuci.
“ Kak,.. amputasi itu apaan sih,.?.” Tanya ade memenuhi rasa keingin tahuannya.
Dengan cueknya dan sambil menyikat cuciannya Neni menjawab. “ kakinya dipotong “. Jawaban Neni tadi kontan membuat si ade keget dan semakin takut.
Tidak ingin kakinya dipotong, ade Ocit langsung meminta Neni untuk keluar dari kamar mandi sebentar. Dengan sedikit memaksa akhirnya Neni mau juga keluar. Ocit segera masuk dan menutup pintu kamar mandi. Membuat Neni marah.
Beberapa menit kemudian terdengar suara rintihan seseorang dari dalam, bulu kuduk Neni merinding. Ia merasa kalau sahabatnya ( si suster ngesot ) akan datang. Semakin lama suara rintihan itu berubah menjadi tangis yang meledak. Jelaslah terdengar oleh Neni kalau suara itu adalah milik si ade. Dengan perasaan lega , karena selamat dari sang sahabat, Neni langsung mengucap hamdalah dan hampir saja bersujud syukur kalau tidak ingat kalau di depannya adalah kamar mandi.
Neni memapah ade Ocit keluar dari kamar mandi dengan hati-hati sampai ke dalam.
“ Loh,.. kenapa ini,..? “ Rhe heran.
Neni mendudukkan Ocit ditangga tengah pembatas antara ruang keluarga dengan kamar utama dan ruang tamu.
Ocit masih menangis.
Karena waktu menjelang maghrib, semua yang tengah berkumpul di teras depan segera masuk untuk mempersiapkan diri menjelang salat Maghrib tiba. Kontan mereka terkaget-kaget mendapati ade Ocit yang tengah duduk menangis.
“ Kenapa bos,..? “ Aa’menepuk pundak ade.
“ Tadi ade udah belsiin kaki sepelti yang dibilang kak Wiya, disikat belsih pake sikat nyuci, hiks,..hiks,.. tapi kok tambah sakiiiit,..huk,..huk,..huk,.. “ Volume tangisnya makin besar.
Semua sodaranya saling pandang heran dan tertawa bersamaan. Menertawakan ketololan adeknya yang tidak ketulungan. Ibu dan abah tidak bisa berkomentar apa-apa. Mereka hanya tidak mau kalau nanti komentar mereka akan membuat anak bungsunya itu semakin manja dan lemah.
Rhe yang kasihan langsung mengambil alat P3K yang ada di kamar Aa’.
Untuk meredakan tangis si kecil, Aa’ pura-pura memeriksa bagian kaki ade yang sakit. Ternyata lumayan berhasil. Paling tidak tangis Ocit sedikit mereda.
“ Kalau sudah begini,.. dipotong saja,..!!! “ sambung Aa’ menggerakkan kaki ade Ocit ke kanan dan ke kiri dengan kasar. Dan jurus itu juga yang membuat tangis Ocit meledak lagi. Sementara yang lain tertawa.
Tapi akhirnya ada juga dari meraka yang berbaik hati untuk mengobati luka si kecil dengan melumuri obat merah di tempat luka, kemudian di tempelkan plester.
“ Maksud kakak di cuci bersih dan di sikat itu bukan pake air dingin dan sikat nyuci. Jelas semakin sakit lah,..dodol..!!. cucinya pake air hangat kuku atau pake alkohol dan di sikat pake kapas sampai kotorannya hilang, baru di obati pake obat merah, lukanya jangan lupa di tutup pake perban atau plester supaya kuman di luar tidak masuk. Jadi,..lukanya cepet sembuh dan mengering..”
“ Ini di ingat…!! Supaya besok bisa obati sendiri. “ Wiya sedikit menekan suaranya agar si ade mendengarnya dengan jelas.
“ Jadi di potong,..?! “ Ahmed menggoyang-goyangkan pisaunya dari jauh. Membuat ade Ocit lari kencang mencari tempat persembunyian yang aman.
“ Gak pincang lagi,.. ? “ sindir ibu mendapati ocit yang mesembunyi di belakangnya.


Pesan moral :
Sikat selain bisa di pakai untuk membersihkan pakaian, ternyata berfungsi juga untuk membersihkan luka. Coba aja …!!! Pasti perih,…huk..hukk..huk.. atiiit…!!!.
@ RMH CNT @

5. MONYET GORILA ATAU,..KINGKONG..?

Sepulang sekolah, cuaca panas seakan menyengat kulit dan membuat perut terasa keroncongan. Para penghuni Rumah Cinta langsung duduk manis di depan hidangan santap siang yang telah tersaji. Menu makan siang yang menggoda dan menggugah selera membuat Ahmed tidak tahan lagi untuk segera melahapnya.
“ Eit,..!!! tunggu abah keluar dulu. “ ibu menepis tangan Ahmed yang hendak mengambil potongan ikan goreng. Membuat Ahmed sedikit kecewa dan menarik kembali liur yang hampir terjatuh. Wiya dan Rhe menahan tawa.
Kebiasaan berjamaah dan musyawarah yang diterapkan di rumah cinta sangat mempengaruhi keharmonisan dan keberkahan keluarga ini. Mulai dari shalat, makan, hingga hal-hal yang menjadi kepentingan anggota keluarga selalu bersama.
Ketika bayangan abah mulai menyembul dari balik gorden kamarnya, anak-anak Rumah cinta langsung memperbaiki duduknya, katanya sih supaya santap siang istimewa ini terasa lebih bermakna dan lebih nikmat.
“ Emang duduk manis mempengaruhi,..? “ protes Neni yang di minta untuk memperbaiki letak duduknya oleh Ahmed.
“ Kadang-kadang…!! “ sambungnya cepat. Takut tidak kebagian ikan.
Kalau suasananya sudah seperti ini, biasanya ade Ocit yang kebingungan, karena tangannya yang paling pendek kalah cepat mengambil ikan, jadi bagiannya selalu yang kecil. Namun ibu selalu adil pada semua buah hatinya. Beliaupun memberikan jatah yang tidak jauh berbeda dengan kakak-kakaknya. Ade Ocit tidak jadi menangis.
Usai makan siang. Ibu mengeluarkan Pisang Susu, pisang pavoritenya sang kepala keluarga anak-anak jadi ikutan. Sebelum di ambil abah, ibu membagikan pisang itu satu persatu pada buah hatinya agar tidak berebut. Dengan tenang dan manis anak-anak Rumah cinta mengupas dan melahap pisang yang telah dibagikan bunda. Abah tersenyum melihat putra-putrinya yang saling menyalahkan teori membuka kulit pisang.
Abahpun membuka kulit pisang yang dipeganginya sejak tadi dengan hati-hati sambil membaca do’a. ketika hendak memakannya.
“ Aaaa,.. Abah ngupasnya tiga lembar,..” ejek ade Ocit, menunjuk ke pisang yang akan di lahap abah.
“ memangnya kenapa,..? “ abah memeriksa pisang yang setengah kulitnya telah terekelupas, takut ada yang salah.
“ Udah,.. makan saja. Anak-anak konyol kok didengerin..” sambung ibu.
“ Kalau mengupasnya tiga lembar,..itu caranya,..” sambut Neni.
“ Monyet,.. “ sambut yang lain kompakan.
Abah manggut-manggut. Kemudian membelah salah satu dari lembar kulit pisang itu menjadi dua bagian.
“ Sekarang jadi empat kan,..! “ abah bangga, karena mengira anak-anak tidak akan bisa mengoloknya lagi.
“ Kalau empat lembar,…” Rhe menggantungkan kalimatnya.
“ Gorila,..” sambut yang lain kompakan.
Ibu yang cuek tidak peduli dengan semua komentar buah hatinya langsung saja melahap buah pisang yang sejak tadi sudah dibukanya. Sedangkan abah yang masih penasaran langsung merobek-robek kulit pisang itu menjadi bagian yang lebih banyak lagi, untuk memastikan komentar apa yang akan dilontarkan anak-anaknya.
“ Nah,.. kalau itu,..Kingkong,..!! “ ade Ocit memamerkan suara cadelnya.
Semua tertawa bahagia. Abah hanya geleng-geleng kepala mendengar kekonyolan mujahid-mujahidahnya. Kebahagiaanpun menyelimuti Rumah cinta.
Setelah melahap habis pisangnya. Abah sengaja bertanya untuk menguji dan menambah suasana jadilebih meriah.
“ Terus bagaimana cara manusia membuka kulit pisang…? “
“ Tanya aja ama Monyet,… !!! “ semua kompakan.
Ha,..ha,..ha,..ha,..
Tawa kembali lepas disuasana siang yang tak lagi panas menyengat.

Pesan Moral :
Dari pada takut dikatai Monyet, kingkong atau Gorila, lebih baik makan pisang langsung ama kulitnya. Aman kan,..?

4. KATROK ABIZZZZZ...

Pagi yang indah, bunga-bunga merekah, alam tersenyum ramah di hari cerah yang di liputi berkah. Hari Jum’at pagi, di musim libur sekolah seperti ini, biasanya penghuni rumah cinta akan melakukan berbagai aktivitas berbeda. Misalnya Ummi, pagi-pagi begini sudah menyapu halaman dan memasak untuk sarapan. Abah seperti biasa sehabis tilawah akan JJP alias Jalan-Jalan Pagi. Nah kalau ade Ocit dan Aa’ Ngiler pasti pagi begini masih molor di ranjang. Soalnya gak ada jadwal ngojekin adek-adeknya kesekolah. Kalau yang cewek-cewek seperti Wiya, Rhe dan Neni akan bagi tugas untuk bantu-bantu Ummi di dapur. Ada yang nyuci piring, ada yang ikut memasak dan ada juga yang bersih-bersih rumah. Nah Ahmed sendiri lansung bertindak sebagai penghibur.tapi, yang jelas bukan lelaki penghibur loh. Karena pagi-pagi begini dia pasti lansung menyetel MP3 murathalnya syaikh Sudeis dan musik-musik penyejuk hati. Betul-betul hari yang indah di rumah yang di liputi berkah.
Usai sarapan berjama’ah yang menjadi simbol kebersamaan dan kekompakan keluarga ini. Biasanya salah satu dari buah hati Ustaz Hamzah akan membuka opini atau topik pembicaraan yang dapat menghangatkan suasana kebersamaan. Dari banyolan sampai kritik pedas sosial semua di lancarkan. Beruntung abah adalah seorang kepala keluarga bijak dan demokrat yang selalu mendengar dan menerima setiap kritik dan pendapat anak-anaknya dengan hati yang lapang. Itulah mengapa abah menjadi kepala keluarga kebanggaan Rumah Cinta ini.

@RMH CNT@
Usai menjalani aktivitas pagi yang menyibukkan. Enam bersaudara itu pun mereunikan diri tepat di depan televisi yang sedang menyala. Rebut-rebutan remot pun terjadi. Yang kecil tak mau kalah, dan yang besar pun tak mau mengalah. Perang mulut pun terjadi. Tapi bisa di pastikan akan berakhir dengan canda dan tawa yang meriah.
Hari ini kebetulan sekali, si sulung yang telah meried datang bersama suami dan anaknya yang masih berusia satu tahun dan membuat suasana di rumah cinta semakin semarak. Lengkap sudah pormasi penghuni Rumah Cinta yang terdiri dari tujuh orang bersaudara plus ibu dan abah. Melihat anak cucunya berkumpul dan saling melepaskan rasa rindu, membuat hati dan perasaan suami isteri paruh baya itu bahagia tak terkira.
“ Semoga kebahagian dan keberkahan ini terus menyelimuti rumah cinta “ Doa Abah yang lansung di amini ibu,
Ketika Matahari mulai menanjak tinggi, Abah segera menyiapkan diri untuk jum’atan, sementara yang lain masih asyik dengan lakonnya masing-masing.
“Hajjah,..!!! “ panggil abah pada permaisuri tercintanya.
“ tolong belikan shampo.! Sudah lebih tiga bulan gak pake shampo. Mumpung hari Jum’at sekalian sunnahnya. “ pinta abah melihat ibu yang datang menghampirinya.
Abah menggaruk-garuk kepalanya di dekat Wiya yang tengah sibuk menjemur cuciannya.
“ Iih,.. Abah jorok banget sih. Cucian Wy jadi kotor lagi nih. “ Wiya cemberut satu senti sambil menggeser bak cuciannya sedikit lebih jauh. Abah tetap tidak peduli masih menggaruk-garuk kepalanya yang gatal. Serta merta salju pun bertebaran turun dari rambut hitam legam abah.
“ Abah kok buat ujan salju sih di dekat cucian Wiya..! “ Wiya makin sewot.
“ Salju,..? bukannya ini namanya reki. “
“ Ih,.. ini mah bukannya ketombe lagi. Tapi udah kayak salju. ! “ Wiya menngangkat bak cuciannya dan pindah ke tempat lain.
Abah hanya tersenyum melihat putrinya marah-marah.
“ Kok bisa sebanyak ini sih, nih ketombe. ? terakhir kali shampoan kapan ya,..? “ Abah bingung sendiri mengingat kapan terakhir kali memakai shampo.
Di kios samping rumah, ibu sedang sibuk memilih shampo yang cocok untuk abah. melihat ada sasetan yang lumayan lebih panjang di antara deretan shampo sasetan yang lain. Ibu langsung mengambil dua.
“ Sepertinya yang ini pas. Soalnya rambut kak Tuan kan lumayan tebal. Jadi kalau shamponya sebanyak ini pasti cukup. Kebetulan aku juga mau shampoan. Udah lama gak shampoan.” Ibu pun keluar dari kios setelah membayar shampo saset yang di belinya.

@ RMH CNT @
Dengan mata yang masih mengantuk, Ahmad duduk di tangga yang menuju ke kamar atas di samping pintu menuju kamar mandi ngantre jatah mandi. Karena melihat pintu kamar kecil tertutup, Ahmad duduk menikmati masa penantiannya dengan kembali terlelap dan menyambung mimpinya yang terputus sampai Abah keluar dari kamar mandi membangunkannya.
“ Ahmed…” Abah memercikin bekas air wudu’nya tepat di wajah Ahmd yang masih loyo.
“ Ada shampo Bah..? “ tanya Ahmad lansung sigap bak tentara yang di perintah komandannya.
“ Sepertinya habis, ibumu Cuma beli satu tadi buat abah saja.” jawab abah langsung, wajah pias Ahmed terlihat kecewa, karena sebenarnya ia ingin sekali menyempurnakan sunnah jum’atnya kali ini. Abah ikut iba.
Ahmad pun langsung mandi meski gak shampoan.
Aa’ ngiler yang sudah rapi jali dengan bau semerbak mewangi yang aduhai bikin kepala jadi puyeng hai, telah siap-siap hendak berangkat jum’atan, namun melihat tak satupun dari pejantan rumah cinta yang berangkat, Aa’ ngiler mengurungkan niatnya berangkat lebih dulu, demi menjaga keutuhan dan kekompakan yang menjadi citra Rumah Cinta, Aa’ dengan dada yang sudah memang lapang menunggu Abah dan Ahmad.
“ Hajjah,..!! “ panggil abah ketika hendak berangkat pada ibu yang masih di dapur.
Berselang sekian detik ibu langsung datang mendengar isyarat panggilan dari suami tercinta.
“ Mana saputangan yang kemaren di cuci itu.? “ tanya abah sambil memperbaiki letak kerah jasnya.
Takut dimarahai karena ibu lupa menaruhnya dimana, ibu langsung masuk ke kamar Wiya dan mengacak isi lemari. Melihat selayer hitam dan sesuatu terbungkus indah ibu langsung mengambilnya beberapa lembar tanpa sepengetahuan yang empunya lemari dan memberikan abah. dengan heran abah menerimanya. Melihat keheranan sang suami, ibu langsung menjelaskan kalau kertas tipis yang terbungkus indah itu adalah tissue, untuk mengelap keringat. Abah langsung tersenyum mengiyakan dan memasukkannya ke dalam kantong jas putihnya.
Tidak lama dari masa menunggunya, Abah pun keluar dengan dandanan necis dan berwibawa, beliau mengenakan gamis putih, jas putih, dan sorban putih. Wiya yang baru selesai membantu ibu di dapur langsung berkomentar melihat kostum abahnya minggu ini.
“ Waw..!!! “ Wiya terbelalak.
“ gimana,..? cocok,..? “ tanya abah sambil memperbaiki kerah jasnya dan berputar-putar layaknya pragawan.
Wiya berdecak kagum tak percaya dengan apa yang di lihatnya sambil memperhatikan tiap inci dari kostum abah dari ujung kaki hingga ujung sorbannya.
“ Bagaimana,..? “ tanya abah penasaran dari depan pintu kamarnya.
Wiya masih mematung dan manggut-manggut bagai juri lomba kostum jum’atan.
“ Wah,.. Wiya gak bisa komen mengenai penampilan abah kali ini. Kalau boleh di ibaratkan nih,.. abah bak seorang malaikat pencabut nyawa yang akan pergi mencabut nyawa kekasihnya. “ Wiya sok puitis.
“ Lho,…?!?! “ Aa’ ngiler yang diam-diam ternyata ikut mendengar jadi bingung dengan perumpamaan yang diberikan adiknya itu.
“ Bukannya kalau malaikat maut akan terlihat begitu tampan dan rupawan manakala ia akan pergi mencabut nyawa kekasihnya yang juga kekasih-kekasih Allah,.?. sedangkan yang kita bayangkan kalau malaikat maut adalah sosok yang sangat menyeramkan dan menakutkan. Nah,..cocok sekali kalau abah diibaratkan seperti itu yang pada dasarnya abah adalah sosok yang terlihat begitu menyeramkan dan dengan mengenakan kostum seperti ini abah terlihat begitu rupawan. Bagaimana..?!” Wiya mengangkat kedua alisnya yang berantakan.
“ Te-pat,…!!! “ sambut Ahmed yang baru keluar dari kamarnya.
“ Ah,..kamu ada-ada saja. Sudah,..sudah,. ayo berangkat,..!!” ajak abah takut terlambat karena pekan ini adalah jadwal tugas abah menjadi khatib. Siap berangkat Aa’ ngiler pun menjitak kepala wiya dengan geregetan. Wiya yang tidak terima langsung berusaha membalas, sayang Aa’ ngiler keburu kabur mengejar abah dan Ahmed yang menunggu di gerbang depan.
Sambil menunggu kedatangan Aa’ ngiler, Ahmaed mengibas-ngibas rambutnya yang masih basah.
“ Med,.. jadi sampoan gak tadi,..? “ Tanya abah melihat Ahmed mengibas-ngibas rambutnya yang sedikit kribo. Ahmed hanya menjawabnya dengan gelengan saja.
“ Abah ada minyak rambut baru. Abah tadi pake, hasilnya top jer buktinya rambut abah terasa makin lembut..”
“ O,..ya,..!?! “ sambut Ahmed mendengar promosi abahnya.
“ Pokoknya kamu harus coba.!!! “ promo abah semakin antusias melihat Ahmed yang masih belum tahu.
“ Bisa gak ngelembutin dan ngelurusin rambut kribo keren ini. ? “ tanya Ahmed menarik ujung rambutnya keribonya kasar.
“ Pasti dong..!! “ Abah terlihat sangat yakin.
Ahmed manggut-manggut setuju.

@ RMH CNT @
Waktu istirahat siang merupakan momen yang paling tepat bagi semua penghuni Rumah Cinta untuk berkumpul di depan televisi sambil menikmati santap siang. Menu sederhana namun penuh berkah terasa sangat nikmat di santap. Dengan lahap mereka menikmati hidangan yang di siapkan bunda. Dan dengan bumbu-bumbu cintanya pula bunda memanjakan lidah orang-orang yang disayanginya.
Usai makan seperti biasa, penghuni Rumah Cinta tak langsung membubarkan diri.
“ Hajjah…! “ tegur abah pada ibu yang sedang minum.
“ Shampo yang di belikan tadi kok gak ada busanya ya,..? “ tanya abah polos.
“ Iya,.. tiang juga tadi gak bisa berbusa. “ Jawab ibu gak kalah polosnya.
“ Mungkin sampo baru, emang begitu. “ sambung ibu kembali dengan nada sok tau.
“ Emang sampo yang bunda pakai apa.? “ tanya Wiya.
“ Gak tau, tapi isinya lumayan banyak kan ? “ tatapan ibu kembali ke abah. Abah hanya mengangguk.
Ahmed yang semenjak berangkat jum’atan penasaran dengan minyak rambut yang di ceritakan abah langsung menteror abah untukmengambilkannya..
“ Ambil saja di kamar abah. “ dengan tatapan mata tidak berpaling dari layar televisi.
Ahmed segera berlari ke kamar abah untuk mengambil barang yang dimaksud. Setelah menemukan benda yang dimaksud, tanpa sengaja Ahmed melihat bungkus saset sampo yang di beli ibu tadi dan ia membawanya serta keluar.
“ Yang ini bah,..? “ Tanya Ahmed menunjuk mangkok plastik kecil.
“ Iya. Coba aja Med..!! “ suruh abah.
Sebelum mencobanya Ahmed membaca doa sebelum tidur untuk mengampuhkan efek minyak rambut itu pada rambut keribonya.
“ Bener nih bah,.. rambut ane bisa lurus ? “ tanya Ahmed sekedar meyakinkan saja.
“ Coba aja dulu. Hasilnya nanti bisa belakang. “
Ahmed langsung mencobanya, ia melumuri rambut keribonya dengan krim yang dibawanya dari kamar abah.
“ Gimana,..? “ Tanya abah.
“ Kok baunya aneh ya bah,..? “
“ Aneh gimana,..? “
“ Iya nih. Kok aromanya aneh begini. “ Rhe ikut-ikutan.
“ Sini liat.!! “ Wiya menarik mangok kecil plastik itu dari tangan Ahmed kemudian membaca aturan pakai dan komposisinya bersama Rhe.
Beberapa menit kemudian.
Tawa Rhe dan Wiya meledak. Membuat abah, ibu, Ahmed heran. Neni dan Aa’ yang asyik menonton teve jadi terganggu. Semua heran.
“ Kenapa “ Tanya mereka kompakan.
Wiya dan Rhe tidak bisa menghentikan tawanya. Abah dan ibu jadi geregetan. Kepala Ahmed terasa gata-gatal.
Setelah menarik nafas Wiya angkat suara.
“ Abah,.. yang ini bukan minyak rambut. Tapi,….”
“ Ha,..ha,..ha,..ha,..ha,.. “ Rhe dan Wiya kembali tertawa. Neni yang penasaran ikut membaca dan tertawa juga.
“ Yang itu kan lulur mandi bukan minyak rambut…ha..ha..ha..ha..” sambut Neni di tengah tawanya.
“ Ha,..!!! @#$%^%$# “ Ahmed bengong masih memegang kepalanya yang terlumuri krim lulur mandi.
Semua tertawa.
“ Ini juga, ngapain bawa hand body saset “ Aa’ menunjuk sasetean yang tergeletak di samping Ahmed.
Dengan polosnya abah menjawab,
“ Itu sampo yang dibeli ibumu tadi. Tapi gak da busanya. Katanya sampo model baru. “
Tanpa di komando anak-anak Rumah Cinta tertawa lagi. Karena mereka gak nyangka aja kalau ibu mereka tidak bisa membedakan antara shampo saset dengan handbody saset.
Saat suasana di selimuti tawa, tiba-tiba abah mengeluarkan kertas tipis terbungkus gambar bung-bunga berwarna biru dari dalam kantongnya. Masih dalam pengaruh tawanya, Wiya yang melihat dan tidak merasa asing dengan benda itu langsung bertanya.
“ Itu apa bah.? “ tunjuknya pada benda mungil itu.
“ Gak tau, ibumu tadi yang kasi, katanya sih tissue tapi kok ya tadi waktu abah buka di masjid sebelum mulai khotbah rasanya lengket. “ komen abah pada benda yang di peganginya dan memberikan Wiya.
Tanpa ba-bi-bu tawa Wiya kembali terdengar, di sambut Rhe dan Neni. Para pejantan jadi bingung.
Sambil menunjuk-nunjuk ke arah benda tipis itu, Wiya, Rhe dan Neni dengan kompak menjawab.
“ Ini Soptex alias pembalut untuk keputihan. “
“ Ha..ha..ha..ha..ha.. “
Semua anak-anak tertawa.
“ Mana abah tau kalau itu pembalut. Abah Cuma terima apa yang ibu kasi. “ sambut abah tanpa sok dosa.
“ Ini salah ibu yang gak tanya-tanya dulu. Habis bungkusnya kelihatan bagus sekali seperti tissue. “ Ibu mengakui kekeliruannya.
“ Malu bertanya malu berkata. “ Sambung Ahmed masih dalam tawanya. Aa’ ngiler sampe guling-guling capek ketawa.
“ Ibu, abah katrok abizzzzzzzzzzzzzzzz,………..!!!” Suara Neni melengking dahsyat.

Pesan moral :
Melumuri kepala dengan lulur mandi ternyata membuat kepala menjadi semakin lembuuu…t. Itu karena semua rambutnya telah rontok,..

3. ADA SUSTER NGESOT..

Di tengah pesatnya perkembangan zaman, kebutuhan ekonomi pun semakin meningkat. Mengingat jumlah anggota rumah cinta yang tidak sedikit dan penghasilan Abah sang kepala keluarga tidak tentu, menuntut ummi dan abah berfikir ekstra untuk menutupi kebutuhan personil rumah cinta.
Maka menjamurlah bisnis-bisnis alternatif yang menawarkan keuntungan yang menggiurkan seperti MLM. Abah yang nota bene buta dalam urusan bisnis tentu akan mudah sekali tergoda dengan sistem bisnis yang di tawarkan, karena sepertinya sangat mudah, tidak perlu bersusah payah tiba-tiba mendapatkan untung yang tidak sedikit. Tanpa berfikir panjang dan tanpa meminta pendapat dari Ummi, secara diam-diam abah ikut masuk menjadi anggota baru. Demi mencapai target poin yang di syaratkan, abah membeli produk-produk yang telah di sediakan. Uang kas kelurga pun jadi korban. Ummi sebenarnya tidak setuju. Namun abah kekeuh dengan keputusan semula. Sepertinya beliau yakin sekali kalau kali ini ia bisa berhasil.
“ Napi niki* Bah..?” tanya Wiya yang menyambut barang belanjaan abahnya.
Si Abah tersenyum bangga. “ Ini barang-barang yang menghasilkan uang. Jika kita membeli banyak, poin kita semakin banyak, jadi investasi kita semakin banyak juga. Artinya keintungan kitapun banyak. Bla…bla..bla.. “ terang Abah panjang lebar.
“ Abah ikut MLM..? “ tebak Wiya yang di sambut anggukan Abah dan lansung memeriksa barang belanjaannya.
“ Bisnis gak jelas gitu abah bangga-banggain. Logikanya simpel saja. Kita di suruh belanja banyak supaya barangnya laku dan uang kita banyak keluar. Abah beli barang yang sebenarnya Abah tidak perlukan, jadi artinya abah itu ru-gi. “ komentar Wiya sinis dan di sambut sanggahan dan pemaparan Abah tentang bisnis yang di yakininya akan sukses.
Wiya terharu juga melihat keyakinan Abah pada apa yang dijalaninya sekaligus kasihan melihat abah yang mudah sekali terpedaya dengan janji-janji bisnis yang masih dialam mimpi.
“ Semoga Abah beruntung..” do’a Wiya sedikit ragu dan lansung diamini Abah.

@RMH CNT@

Ummi keluar kamar membawa beberapa barang . Sepertinya sabun, pasta gigi, sampo, detergen, lulur dan masih banyak yang lain. Neni yang kebetulan melintas baru keluar dari kamar kecil lansung menyapa ummi dengan senyum merekah.
“ Apa tuh Mi..? “ tanya Neni penasaran.
“ Nih,.. kamu aja yang simpan di lemari. “
“ Loh banyak banget.. gak salah nih..? Ummi mau jualan lagi yah..? “ Neni heran melihat barang yang segitu banyaknya. Karena tidak biasanya ummi membeli kebutuhan bulanan segitu banyak.
Ummi diam, tidak mau menjawab komentar Neni.
“ Bosan jadi pelajar ya..? makanya kamu sekarang alih profesi jadi pedagang kaki lima…” Goda Ahmed, melihat Neni yang melintas di depannya dengan sekantung barang belanjaan.
“ Maksyud lohh..” suara Neni melengking sewot mengalahkan suara televisi yang disetel Ahmed. Wiya yang sedang menyapu lansung kaget dan batang sapu menimpa kakinya hingga memar.
Neni berlalu begitu saja, tanpa memperdulikan kakaknya yang teriak kesakitan tertimpa batang sapu. Dan setelah menyimpan sebagian di lemari, Neni lansung memasukkan sabun dan pasta gigi yang kebetulan sudah habis di kamar mandi.
Tiba-tiba dari belakang, ade Ocit berlari tergesa-gesa hendak ke toilet dan menabrak Neni yang akan keluar setelah meletakkan sabun.
“ Auuuww…” Neni meringis kakinya kesenggol kaki Ocit.
“ Heh.. jalan pake mata.. “ bentak Neni menahan sakit.
“ Bukannya bu gulu bilang kita jalan pake kaki ya kak..? “ suara cadel Ocit polos.
“ Bodo’..mau pake kaki kek, pake dengkul kek, yang penting gak ngesot. “ Neni hampir saja memperagakan gaya ngesot tokoh idolanya itu ( suster ngesot kalee..), kalau saja dia tidak ingat kakinya sedang sakit.
Ocit yang dari tadi mau ke toilet sakit perut tiba-tiba menangis kencang saat Neni hendak keluar. Membuat Neni heran.
“ Heh.. kamu kenapa..” tanyanya jengkel.
“ Huk..huk..huk.. kakak jangan pelgi, ade mau Be-A-Be… “
“ Iihh… apa urusannya ma gue.. “ Neni cuwek bebek meninggalkan Ocit begitu saja. Meski suara tangisnya terdengar makin kencang.
Abah yang sedang asyik membaca kitab merasa terganggu dengan suara tangis si ade yang kelewatan.
“ Wiya…adeknya kenapa tuh…liat gi.!!!” Suara Abah dari ruang perpustakaan.
Wiya yang sebenarnya juga ikut terganggu jadi geregetan. Didatanginya lansung sumber keributan yang masih berdiri di pintu toilet.
“ Ya ampuuuunn…” teriak Wiya gak kalah kenceng. Membuat seisi penghuni rumah Cinta berkumpul. Dan semuanya juga teriak kaget, sambil menutup hidung, Ummi hampir mau muntah melihat ade Ocit yang beolnya tercecer di bawahnya yang masih berdiri di depan pintu toilet. Ocit yang masih menangis, malu buka mata melihat kakak-kakaknya berdiri di depannya melempar komentar-komentar pedas..
Memahami kondisi purtanya, abah lansung bertanya kenapa. Dengan polosnya Ocit menjawab.
“ Ade kan lagi sakit pelut, tapi kak Neni nakut-nakutin pake suster ngesot..huk..huk..huk..” tangisnya kembali pecah karena malu.
“ Ha..ha..ha..haha..ha..ha..” tak satu pun dari mereka yang tidak tertawa.
“ Huwaaaa….uwaaaa…wa… “ Ocit nangis lagi.
Be’ol lagi..
Semua kabur… !!!!

Pesan Moral :
Suster ngesot bukan untuk di takuti. Tapi di tolong supaya bisa jalan dengan bener…!

2. BERLIBUR

Liburan merupakan moment pavorit setiap orang. Yap.. apalagi di rumah cinta ini. Untuk urusan heaking. Peacking. Eating. Pelecing. Ampe kencing en semua yang berbau ing-ing Aak ngiler jagonya.
Gimana gak. Setiap masa libur sekolah tiba. Ada saja tempat-tempat baru yang akan dikunjungi. Dan itu semua pasti rekomendasi dari Aak. So pasti acara berlibur menjadi lebih pariatif en gak ngebosenin. Jadi. Suasana berlibur jadi lebih seru dan berkesan.
Tapi, musim libur kali ini. Penghuni rumah cinta adem ayem saja. Dari mulut Ummi dan Abah belum ada tanda-tanda kalau tahun ini akan berlibur kemana.
Atau, jangan-jangan gak ada dana…???. Atau barangkali, liburan taon ini ditiadakan..?? Aaahh…itu sih mustahil. Atau bisa jadi Ummi ma Abah sengaja merahasiakannya. Yang ini baru kemungkinan yang sedikit memungkinkan. Atau tepatnya ummi ma abah lupa kalau musim liburan telah datang. Yang ini paling parah.
Secara,.. Abah sibuk dengan jadwal majelis pengajiannya yang masih numpuk. Dan Ummi... sibuk dengan apanya ya…???.
Bukan namanya penghuni rumah cinta kalau tetep adem ayem ketika terjadi masalah mendesak seperti ini. Mereka bersiap-siap untuk turun demo menuntut Ummi dan Abah segera merealisasikan program tahunan keluarga cinta ini. Dan si Ahmad yang telah membaiat diri sebagai korlap* segara mencoba untuk melakukan negosiasi.
“ Mi.. masa sih taon ini kita gak kemana-mana..? “
“ Iya Mi.. padahal kita dah belajar mati-matian supaya dapat juara. Tapi mana reaksi balik dari pihak orang tua. “ protes Neni gak sabaran.
“ Maksudnya hadiah..? “ Tanya Ummi sembari memperbaiki jahitan baju adek Ocit yang koyak
“ Iiihh.. Ummi pura-pura lupa, atau pura-pura gak ingat sih. “ Rhe cemberut lima senti.
“ Iya nih. Ummi jangan lari dari kenyataan deh..” Wiya mulai jengkel.
“ Ummi mana tau yang beginian Tanya ja ma Abah. “ Jawab Ummi sedikit kesal karena diteror.
“ Secara,… Abah kita yang baik hati dan tidak sombong pasti akan mengabulkan pemintaan anak-anaknya. “ Wiya beroptimis ria.
“ Yunda Wiya… “ Ahmad mencoba menetralisir keadaan. “ kalau Abah sih oke-oke saja. Sekarang tergantung bendaharanya. Ada sisa kas gak taon ini.? “ Wiya, Rhe, dan Neni, saling tatap bergantian.
“ Gak ada sisa kas taon ini. “ bentak Ummi.
Kelima bersaudara itu saling lempar tanggung jawab satu sama lain. Jelas mereka kecewa dengan hasil negosiasi kali ini.
Tapi mereka tidak patah semangat. Tuntutan tak dikabulkan. Merekapun akan kembali menuntut hak-hak mereka ke pengadialan yang lebih tinggi. Dan berjanji akan membawa massa dua kali lipat dari sebelumnya. Sudah seperti demo besar-besaran saja.
“ Pengumuman-pengumuman…!!! Sebelum kita menuntut hak-hak kita sebagai anak. Diingatkan kepada semua peserta orasi untuk tidak melakukan perbuatan anarkis . hati-hati dengan penyusup. Bertindaklah yang bersih dan sopan. Agar tuntutan kita
dikabulkan… mengertiii.. “ Teriakan Ahmad terdengar lantang. Berlagak bak seorang orator handal yang tengah menggiring massanya demo ke ketua RT..hi..hi..
massanya yang masih berjumlah empat ekor itu ikut teriak bersemangat terhipnotis oleh lolongan sang pemimpin.
“ berlibur… berlibur… berlibur… “
Mereka meneriakkan yel-yel dengan penuh semangat. Hingga menggema ke penjuru kamar. Abah hanya diam saja mendengar keributan di rumah cinta ini. Hal biasa yang dilakukan putra-putrinya sebagai wujud cinta kasih mereka pada saudaranya. Tapi sepertinya pagi ini Abah tidak tau apa yang sebenarnya akan terjadi.
“ Ingat…kita harus bertindak yang bersih dan sopan. “ Ahmad kembali mengingatkan massanya.
“ Iya… setuju… kalau kebersihan itu juga sebagian daripada iman. “ Neni angkat suara lebih bersemangat lagi. Wiya dan Rhe mulai menghitung.
“ Satu, dua, ti… Gak nyambung kaleee… “ teriak mereka berdua tepat di telinganya Neni. Membuat Neni marah.
“ Sudah-sudah gak perlu ribut. Demonstrasi ini dilanjutkan. Siap… “ tegas Ahmad.
Peserta demo itu telah siap melanjutkan aksinya dan mengambil posisi serta tugas masing-masing. Target pertama adalah kamar Abah.
Baru saja Ahmad menyiapkan pasukannya. Terdengar suara Ummi memanggil.
“ Wiya.. buat teh lima gelas. “ perintah Ummi dari dalam kamar.
Rupanya Abah ada tamu pagi itu..
” Aakh.. sial.. “ runtuk semua.

@ RMH CNT @

Keenam bersaudara itu, menggelar tasyakkuran di kamar Aak ngiler. Karena tuntutan mereka dikabulkan. Mereka merayakannya dengan mendengar musik dan bernyanyi bersama.
“ Kita harus segera kabarkan mbak Ida berita gembira ini. “ usul Rhe semangat.
“ Tentu… “ jawab Aak.
“ Sepertinya kemarin saya lihat suaminya sedang sakit gigi.! “ Neni lansung berinfo.
“ Apa ini sebagai pertanda si sulung tidak bisa ikut ?. “ Wiya sok meramal.
“ Gak bisa gitu dong.! Sebagai keluarga besar yang selalu rukun dan kompak. Semua personil harus ikut. “ protes Ahmad
“ Yahhh… “ semua mendesah pasrah.
Melihat semua mendadak lemas, Aak segera mengangkat suara bijak.
“ Kita doakan saja, semoga kakak ipar kita sehat dan besok pagi bisa bergabung bersama kita. “
“ Ahmad … lansung pimpin doa.! “ titah Aak tegas.
Suasana yang ribut plus merih berubah menjadi tenang dan khidmat. Ahmad memulai doanya.. “ Semoga Allah memberikan kesehatan kepada saudara kakak ipar. Kumpulang* para nabi… alfatihah… “ semua tertunduk larut dalam kekhusyukan masing-masing. Sampai-sampai si adek Ocit dan Neni terkantuk-kantuk.

@ RMH CNT @

Aktivitas pagi ini tidak seperti biasanya. Sebelum subuh Ummi sudah sibuk dengan urusan dapur untuk mempersiapkan semua bekal liburan hari ini. Wiya membantu meringankan beban sang bunda dengan mengambil alih tugas memasak.
Seperti biasa setelah usai shalat subuh. Adek Ochit yang masih duduk di bangku eSDe menjalankan kewajibannya, yakni mengaji. Sementara personil rumah cinta yang lain berkumpul di kamar Aak ngiler. Sepertinya mereka sedang berembuk, menentukan tujuan dan lokasi berlibur kali ini.
“ Omong- omong… sebenarnya rute kita kemana hari ini?. “ Tanya Rhe penasaran.
Wiya ma Aak ngiler saling melempar tanggung jawab. Maklumlah, Cuma mereka berdua yang selalu diterima usulnya oleh pasukan lain.
“ Iya nih.. sudah heboh-heboh begini, tapi gak tau mau kemana. Yah.. cape deh.. “ suara Neni tiba-tiba melengking. Memekakkan telinga.
“ tenang-tenang… “ Wiya menahan nafas dan masih menutup telinga, sekedar jaga-jaga kalau lengkingan Neni pecah kembali. “ Sebaiknya kita musyawarahkan saja “
“ Betul … “ Sambung Ahmad yang sejak tadi berfikir serius.
“ Kalau begitu, Mad.. lansung pimpin rapat sekarang. Tanpa konfrensi pers.. “ sesepuh mengeluarkan mandatnya. Dengan cekatan Ahmad mulai memimpin sidang paripurna di rumah cinta. Meski ia masih duduk di bangku kelas dua SMP. Dan sidang kali ini mengusung tema, MELANCONG,.. YUK..!!!
Prosesi rapat berjalan begitu alot. Meski baru berjalan satu menit yang lalu belum juga ada keputusan final. Intrupsi, solusi, kontribusi, konsumsi, ataupun epilepsi belum juga terdengar. Ketika rapat telah berjalan sepuluh menit. Para peserta saling memperdebatkan lokasi yang akan dituju. Namun belum juga menemukan titik terang. Wiya atau pun Aa’ ngiler yang selalu diandalkan dalam memberikan kontribusi baru, malah mematung dan diam lima ribu bahasa.
“ Baik,.. kami akan menampung usulan dari masing-masing fraksi…” pimpinan rapat menegaskan. “ Dan dimulai dari cewek-cewek lewek . “ pimpinan rapat menyilakan jubir dari fraksi CCL itu beraksi.
Cewek yang super lewek unjuk aksi. “ Gimana kalau kita ke,…“ Neni menggantungkan kalimatnya, sambil melirik kanan kiri berharap usulnya disetujui publik. Semua harap-harap cemas.
“ ##&&&!!!@@ “
“ Emmm… “ Neni menggaruk-garuk kakinya yang mulai menggatal.
Semua peserta sidang masih menunggu dengan sabar.
“ Ahhh… ke ini aja.. “ masih menggaruk. Malah semakin nikmat.
“ Aku tau…” sambut Wiya asbak ( asal tebak )
Aa’, Ahmad dan Wiya saling lirik. Dengan serempak mereka menjawab.
“ kita pergi ke….SPECIALIS KULIIIIT… “
“ Kok tau sih…” Neni malu-malu meong.
“ Yang serius dong.!!! “ Rhe ngambek. Kecapean mikir.
“ Dinda Neni, ini kesempatan terkhirmu untuk mengajukan pendapat..”
Semua serius
Sembari mengangkat kedua tangan dan bahunya tinggi-tinggi, meski burketnya menebar pesona. Dengan santai gadis bersuara lengking itu menjawab.
“ Me-Ne-Ke-Te-He …”
“ Sebaiknya kita libatkan si bungsu dalam mengambil kebijakan ini. “ Aa’ ngiler mencoba memberikan alternatif lain.
“ Setuju.. kita tidak pernah tau mungkin di otak kecilnya itu tersimpan ide-ide brilian.. “ Ahmad semangat, begitu juga dengan yang lain. Neni pun segera memanggil ade Ocit yang baru selesai mengaji.
Si ade yang baru berusia tujuh tahun itu segera memasuki arena rapat dan bergaya sok, seperti orang penting saja, karena Neni datang menjemputnya dan lansung mengambil posisi duduk tepat di atas tumpukan bantal di atas kasur Aa’ yang tidak berdipan, hingga membuat semua kakak-kakaknya marah.
“ Dari pada marah-rarah gak jelas yang menghabiskan energi dan waktu percuma. Sekarang lebih baik kita tanyakan lansung apa pendapat si kecil ini. “ Aa’ menengahi keributan yang di sebabkan oleh kedatangan si ade.
“ Baik, apa usulan ade tentang tujuan melancong kita hari ini. ? “ pemimpin rapat lansung menyilakan ade Ocit yang masih bengong tidak mengerti maksud ucapan kakaknya tadi.
“ Si Ocit mana ngerti bahasa begituan,..” sambut Neni geregetan.
“ Begini… ade mau pesiarnya hari ini kemana, mau ke pantai, atau ke makam, atau ke pemandian air dingin kah..? “ Wiya menjelaskan si ade dengan bahasa yang lebih sederhana. Ade Ocit pun manggut-manggut tanda mengerti.
“ Bagaimana kalau kita ke,… ke… pantai saja..” sembari memegang dagu berlagak mikir, si bongsor sok bijak.
“ Idiih,..itu sih dari tadi,.. kaleee… sekarang tujuannya itu mau ke pantai mana ?..o’ooon… “ Neni esmosi.
“ Oh… itu..!! pantai.. pantai…itu,.. pantai apa sih namanya..itu,..” gaya mikirnya yang rada bolot bikin semua kakaknya geregetan.
“ Pantai apa…? “ semua kompakan nanyak.
“ Nah… gimana kalau kita ke…pantai Asuhan aja…” jawab Ocit polos.
Semua saling pandang.
Setelah satu menit berlalu..
“ Ha..ha…ha…ha…ha..”
Suara tawa dari ruang sidang terdengar menggelegar, ade Ocit pun tidak dapat lolos dari keroyokan kakak-kakaknya yang super duper jail.
Setelah suara tawa yang menggelegar itu berhenti sejenak berganti suara tangisnya Ocit yang super kencang karena seluruh tubuhnya memar di keroyok ke Lima sodaranya yang semuanya memiliki rasa pri ketegaan, hingga membuat ibu dan Abah ikut turun tangan karena beliau menganggap bahwa di ruang rapat telah terjadi penganiayaan terhadap kaum du’afa.
Huwaha,..ha,..ha,..ha,.. ( ketawa lagi deh. )

@ RMH CNT @

Dua jam lagi semua penghuni rumah cinta akan berangkat piknic, semua kompakan menyiapkan barang bawaan yang di perlukan, seolah-olah tak pernah terjadi peristiwa penganiayaan pagi tadi. Terlihat dari girah mereka yang akan berlibur bersama orang-orang yang mereka cintai. Itulah keluarga cinta, keluarga yang selalu di liputi kebahagiaan, keluarga yang penuh dengan cinta kasih setiap penghuninya.
Pagi-pagi sekali mbak Ida datang bersama suami dan anak semata wayangnya yang baru berumur delapan bulan. Sepertinya lengkap sudah pormasi barisan keluarga cinta. Karena semua telah berkumpul dan siap untuk berangkat menikmati hari libur yang akan mempererat ikatan darah dan batin penghuninya. Kekuatan cinta karena Allah yang tulus dan akan abadi selamanya.
Sepanjang perjalanan semua penghuni rumah cinta berdendang, bercerita, dan berceloteh apa saja sambil menikmati perjalanan yang di berkahi dan di ridhai Allah. Kebersamaan yang penuh dengan cinta adalah nikmat yang tak kan pernah bisa tergantikan dengan yang lain.

Pesan moral :
Lombok tidak hanya kaya dengan panorama alam seperti Rinjani, akan tetapi lombok kini terkenal dengan pantai-pantai yang berada di tengah kota, Hebat kan,..?! seperti pantai Jompo, pantai Asuhan bahkan pantai Rehabilitasi. Semuanya bagus-bagus sebagai tempat rekreasi…percaya deh..!!

1. TA'ARUF YUUUK...!!!

pria jenggotan dan berkumis adalah sosok kepala keluaraga di rumah cinta ini. Meski tampangnya serem, orangnya tidak seserem yang dibayangkan. Kata putrinya sih “ meski di luar serem. Tapi, hatinya lembut. Selembut softener so kliiin….” Bagi penghuni rumah cinta. Beliau adalah seorang abah yang tegas dan bijak. Berwibawa dimata keluarga dan masyarakat. Beliau orangnya easy going dan nyenengin deh pokoke.Tapi hati-hati lho…kalo’ lagi marah. Beliau biasa lebih garang dan lebih serem dari malaikat maut. Iiih… takuuut…

Nah…permaisuri di RC adalah sosok Ibu rumah tangga yang baik hati dan tidak sombong. Meski terkadang sering salah memanggil buah hatinya. Bukan berarti beliau tidak hafal nama anak-anaknya. Sifat penyabarnya bikin panglima rumah cinta ini begitu mencintainya. Husssst… ibu kita ini ternyata kocak juga lho.. meski cara berfikirnya rada jadul ( jaman dulu) beliau nyambung juga dalam urusan anak muda. He..he..

Anak sulung dari tujuh bersaudara di rumah cinta ini orangnya unik. Kata orang, doi jelmaam ibu waktu muda. Persis gak ada beda. Kentutnya juga sama bau, he,..he,.. Sifatnya yang rada-rada sensi juga nurun dari bunda. Adek-adeknya sering memanggilnya dengan panggilan kesayangan yakni mbak Idha. Mbak nyantut yang hidungnya mancung ke dalam. Sory…

penghuni nomor dua yang nongol ke RC memiliki mata besar alias ( ngiler ) ini biasa dipanggil Aa’ ma adik-adiknya, karena dia Aa’ yang lain jadi Ee’. kakak yang super duper jail namun baik hati ini paling suka makan nasi goreng. Kulit putih dan hidung mancungnya yang selalu dibangga-banggakan en bikin ngiri sodaranya yang lain. Taringnya yang menjuntai keluar bikin orang bingung ngebedain mana dracula mana Aak. Iiiihh,..kok jadi sereeemmm,..yah,..

Cewek super ribut en cerewet adalah ciri utama anak ke tiga di RC paling suka makan coklat. Makanya wajah sok innocent yang dimilikinya banyak terlihat choco chipnya alias jerawat. Tapi tetep terlihat manis lho.. pecinta warna biru ini hobi banget ngerjain orang. Meski begitu orangnya nyenengin kok. Karena ia baik hati dan sedikit sombong.He..he.. ups..lupa..namanya Wiya,..

Kalau penghuni ke empat namanya Rhe. Cewek paling sensi se-NTB. Tubuhnya yang tergolong paling mungil di antara sodaranya yang lain, bikin doski terlihat seperti paling bongsor. Padahal gak juga. Wajah lugu en sok imut yang dia empunya sering bikin orang ketipu. Masalahnya doi orangnya rame en ribut. Apalagi kalok lagi tidur, (maksudnya..ngorok.??? ) he..he.. nggak ding.!! Becanda.

mahluk ke lima di RC ini adalah makhluk paling unik yang dimiliki rumah cinta. Pasalnya doski gak bisa diam kecuali kalau lagi tidur en makan. Doi piaraan terbaik di rumah cinta. Meski tampangnya pas-pasan jika dibanding dengan Aa’ thapi doi tetep manis. Doi juga paling jago ngocok perut orang. Maksudnya bikin orang ketewa...yang ini RHS doi punya cita-cita jadi mufassir. Sukses ya… namanya Ahmed. Panggil ja Jaet.. nyambung gak sih…

Ya...ya..ya… kalau anak ke-enam dari tujuh bersaudara di RC ini. memiliki Postur tubuh yang lebih tinggi en lebih melar dari sodara ceweknya dan itu yang bikin do’i terlihat lebih tua dari umurnya (Dasar..wajah Boros). bibir seksi en suaranya yang melengking jadi ciri khasnya dia. jangan heran lho, lok tiba-tiba kamu ngeliat ada tato di kedua kakinya , itu bekas penyakitnya . kata Neny sih buat jimat…nakutin anak kodok,..??? he,..he,..

Gak tau kenapa. Penghuni rumah cinta yang paling bongsor ini selalu bikin orang marah. Di mata sodara-sodaranya doi gak pernah keliatan bener. Meski sebenarnya si ade ini terkadang lucu en lugu. Vokalnya yang masih njelimet en cadel ini bikin geregetan dengerinya. BTW si adek dah terbiasa dengan olok-olokan kakaknya yang terkadang kelewatan. Panggil aja ade Ocit.