RUMAH CINTA

Minggu, 25 Oktober 2009

3. ADA SUSTER NGESOT..

Di tengah pesatnya perkembangan zaman, kebutuhan ekonomi pun semakin meningkat. Mengingat jumlah anggota rumah cinta yang tidak sedikit dan penghasilan Abah sang kepala keluarga tidak tentu, menuntut ummi dan abah berfikir ekstra untuk menutupi kebutuhan personil rumah cinta.
Maka menjamurlah bisnis-bisnis alternatif yang menawarkan keuntungan yang menggiurkan seperti MLM. Abah yang nota bene buta dalam urusan bisnis tentu akan mudah sekali tergoda dengan sistem bisnis yang di tawarkan, karena sepertinya sangat mudah, tidak perlu bersusah payah tiba-tiba mendapatkan untung yang tidak sedikit. Tanpa berfikir panjang dan tanpa meminta pendapat dari Ummi, secara diam-diam abah ikut masuk menjadi anggota baru. Demi mencapai target poin yang di syaratkan, abah membeli produk-produk yang telah di sediakan. Uang kas kelurga pun jadi korban. Ummi sebenarnya tidak setuju. Namun abah kekeuh dengan keputusan semula. Sepertinya beliau yakin sekali kalau kali ini ia bisa berhasil.
“ Napi niki* Bah..?” tanya Wiya yang menyambut barang belanjaan abahnya.
Si Abah tersenyum bangga. “ Ini barang-barang yang menghasilkan uang. Jika kita membeli banyak, poin kita semakin banyak, jadi investasi kita semakin banyak juga. Artinya keintungan kitapun banyak. Bla…bla..bla.. “ terang Abah panjang lebar.
“ Abah ikut MLM..? “ tebak Wiya yang di sambut anggukan Abah dan lansung memeriksa barang belanjaannya.
“ Bisnis gak jelas gitu abah bangga-banggain. Logikanya simpel saja. Kita di suruh belanja banyak supaya barangnya laku dan uang kita banyak keluar. Abah beli barang yang sebenarnya Abah tidak perlukan, jadi artinya abah itu ru-gi. “ komentar Wiya sinis dan di sambut sanggahan dan pemaparan Abah tentang bisnis yang di yakininya akan sukses.
Wiya terharu juga melihat keyakinan Abah pada apa yang dijalaninya sekaligus kasihan melihat abah yang mudah sekali terpedaya dengan janji-janji bisnis yang masih dialam mimpi.
“ Semoga Abah beruntung..” do’a Wiya sedikit ragu dan lansung diamini Abah.

@RMH CNT@

Ummi keluar kamar membawa beberapa barang . Sepertinya sabun, pasta gigi, sampo, detergen, lulur dan masih banyak yang lain. Neni yang kebetulan melintas baru keluar dari kamar kecil lansung menyapa ummi dengan senyum merekah.
“ Apa tuh Mi..? “ tanya Neni penasaran.
“ Nih,.. kamu aja yang simpan di lemari. “
“ Loh banyak banget.. gak salah nih..? Ummi mau jualan lagi yah..? “ Neni heran melihat barang yang segitu banyaknya. Karena tidak biasanya ummi membeli kebutuhan bulanan segitu banyak.
Ummi diam, tidak mau menjawab komentar Neni.
“ Bosan jadi pelajar ya..? makanya kamu sekarang alih profesi jadi pedagang kaki lima…” Goda Ahmed, melihat Neni yang melintas di depannya dengan sekantung barang belanjaan.
“ Maksyud lohh..” suara Neni melengking sewot mengalahkan suara televisi yang disetel Ahmed. Wiya yang sedang menyapu lansung kaget dan batang sapu menimpa kakinya hingga memar.
Neni berlalu begitu saja, tanpa memperdulikan kakaknya yang teriak kesakitan tertimpa batang sapu. Dan setelah menyimpan sebagian di lemari, Neni lansung memasukkan sabun dan pasta gigi yang kebetulan sudah habis di kamar mandi.
Tiba-tiba dari belakang, ade Ocit berlari tergesa-gesa hendak ke toilet dan menabrak Neni yang akan keluar setelah meletakkan sabun.
“ Auuuww…” Neni meringis kakinya kesenggol kaki Ocit.
“ Heh.. jalan pake mata.. “ bentak Neni menahan sakit.
“ Bukannya bu gulu bilang kita jalan pake kaki ya kak..? “ suara cadel Ocit polos.
“ Bodo’..mau pake kaki kek, pake dengkul kek, yang penting gak ngesot. “ Neni hampir saja memperagakan gaya ngesot tokoh idolanya itu ( suster ngesot kalee..), kalau saja dia tidak ingat kakinya sedang sakit.
Ocit yang dari tadi mau ke toilet sakit perut tiba-tiba menangis kencang saat Neni hendak keluar. Membuat Neni heran.
“ Heh.. kamu kenapa..” tanyanya jengkel.
“ Huk..huk..huk.. kakak jangan pelgi, ade mau Be-A-Be… “
“ Iihh… apa urusannya ma gue.. “ Neni cuwek bebek meninggalkan Ocit begitu saja. Meski suara tangisnya terdengar makin kencang.
Abah yang sedang asyik membaca kitab merasa terganggu dengan suara tangis si ade yang kelewatan.
“ Wiya…adeknya kenapa tuh…liat gi.!!!” Suara Abah dari ruang perpustakaan.
Wiya yang sebenarnya juga ikut terganggu jadi geregetan. Didatanginya lansung sumber keributan yang masih berdiri di pintu toilet.
“ Ya ampuuuunn…” teriak Wiya gak kalah kenceng. Membuat seisi penghuni rumah Cinta berkumpul. Dan semuanya juga teriak kaget, sambil menutup hidung, Ummi hampir mau muntah melihat ade Ocit yang beolnya tercecer di bawahnya yang masih berdiri di depan pintu toilet. Ocit yang masih menangis, malu buka mata melihat kakak-kakaknya berdiri di depannya melempar komentar-komentar pedas..
Memahami kondisi purtanya, abah lansung bertanya kenapa. Dengan polosnya Ocit menjawab.
“ Ade kan lagi sakit pelut, tapi kak Neni nakut-nakutin pake suster ngesot..huk..huk..huk..” tangisnya kembali pecah karena malu.
“ Ha..ha..ha..haha..ha..ha..” tak satu pun dari mereka yang tidak tertawa.
“ Huwaaaa….uwaaaa…wa… “ Ocit nangis lagi.
Be’ol lagi..
Semua kabur… !!!!

Pesan Moral :
Suster ngesot bukan untuk di takuti. Tapi di tolong supaya bisa jalan dengan bener…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar